Kamis, 12 Desember 2019

Tips Praktis Mengelola Keuangan Secara Fun


Lantai 3 di salah satu ruangan Paberik Kopi Upnormal Coffee Roasters, Jl. Cihampelas No.96 Bandung, pada hari Sabtu, 7 Desember 2019, begitu sesak peserta Funancial #YangKamuMau. Mereka antusias mengikuti talkshow START-UP SMART: Financial Tips for Turning Your Hobby Into a Business.
Ledakan peserta - Dok. Susanti Hara
Dalam acara yang berlangsung pukul 09.30-12.30 WIB ini menghadirkan Dipa Andika sebagai main speaker. Sebagai seorang Financial Planner dan Co-Founder of Hahaha Corp, Dika memberikan banyak sekali tips-tips yang berhubungan dengan bagaimana seharusnya kita mengelola keuangan.
Acara yang menghadirkan host Ucita Pohan terasa sangat hidup. Sebagai pemandu acara, keceriaannya memandu kegiatan mampu lebih menghidupkan jalannya suasana sehingga peserta sangatlah antusias. Apalagi pembicaranya memiliki pengalaman luar biasa dan pemaparannya pun lengkap dengan tayangan penjelas sehingga semua asyik menikmati kegiatan.
Selain itu kehadiran Guest Speaker Mohammad Takdis sebagai ownerWhatravel Indonesia, makin memeriahkan suasana dengan menceritakan pengalaman-pengalamannya dalam pengelolaan keuangan.
Selain pemaparan dari narasumber, acara keren satu ini memberikan tantangan posting kegiatan selama acara di insta story istagram dengan hadiah yang telah mereka tentukan. Sudah bisa dipastikan para peminatnya begitu sibuk mengikuti kegiatan dan juga mengikuti tantangan posting di insta story instagram mereka.
Kesibukan Peserta Berkompetisi di IG - Dok. Susanti Hara
Penulis sendiri ikut posting dong di feed ig. Bisa chek lho keseruannya di susantihara. Di situ kalian bakal dapat bocoran materi yang disampaikan narasumber. Yupzzz, karena penulis membagikan beberapa cuplikan saat pemateri menampilkan slide.
Pada saat penulis datang. Dipa sedang asyik bagaimana seharusnya kita mendokumentasikan segala sesuatu dalam bisnis.
Alur dokumentasi - Dok. Susanti Hara
Dalam pemaparannya, melalui tayangan slide, Dipe memberikan gambaran alur dokumentasi mulai dari kontrak, pencatatan berbagai hal, bukti-bukti transaksi, dll. Intinya, hal sekecil apapun harus didoumentasikan.
Dipa juga menjelaskan alur pendapatan seseorang, mulai dari pendapatannya itu sendiri, kelebihan, pengeluaran, dan hal penting lainya adalah investasi. Diva menjelaskan secara lengkap seharusnya bagaimana kita mengelola keuangan.
Alur pendapatan seseorang - Dok. Susanti Hara
Hal menarik yang Dipa jelaskan adalah setiap orang harus memilki dana darurat yang terdiri dari tabungan, deposito, atau bisa juga dalam bentuk emas. Dana darurat ini akan digunakan ketika kita benar-benar memerlukan uang tersebut.
Gambaran dana darurat - Dok. Susanti Hara

Nah, ini hal yang harus menjadi catatan bagi seorang pengusaha, menurut Dipa, hutang tidak boleh lebih dari 30%. Seharusnya yang 30% itu investasi. Sebenarnya, terbayangkan ya jika hutang kita lebih dari 30% pendapatan, mungkin kita akan merasa begitu banyak kehilangan uang, hampir setengahnya untuk membayar hutang, sehingga kurang menikmati pendapatan dari apa yang telah kita kerjakan.

Gambaran alur keuangan seharusnya - Dok. Susanti Hara
Selain memaparkan begitu banyak hal mengenai keuangan, Dipa juga memberikan gambaran masalah dalam kehidupan seseorang. Ada 2 hal, mereka yang banyak mimpi, dan mereka yang enggak punya mimpi. Mereka yang punya banyak mimpi tentu membuat kehidupannya kurang fokus. Menurut para narasumber yang tampil dengan kesan santai namun merangkul peserta untuk asyik mengikuti talkshow, sekecil apapun mimpi, tuliskan!
Gambaran masalah seseorang - Dok. Susanti Hara
Kenapa? Karena mimpi adalah rencana kehidupan seseorang. Dengan perencanaan-perencanaan yang tepat dan pendokumentasian, mimpi akan lebih mudah dapat teraih karena gambarannya sudah jelas.
Mimpi adalah rencana - Dok. Susanti Hara
Sesuai temanya, event dari Home Credit ini telah membantu para peserta untuk mengenali impian finansialnya melalui berbagai tips dari narasumber dalam mengatur keuangan secara FUN, sehingga kedepannya akan lebih membantu dalam mencapai segala impian finansial.

Well, menjelang akhir acara ada sesi tanya jawab dan permaninan. Kalau enggak di rem ya, semua peserta pengin nanya dan ikut permainan.
Antusiasme peserta untuk bertanya - Dok. Susanti Hara
Salah satu game jelang akhir acara - Dok. Susanti Hara
So, buat kamu yang penasaran dengan kegiatan lainnya, bisa banget lho pantengin Home Credit .

Kamis, 07 November 2019

Autis Oh Autis? Plus Tunarungu Pula (Cerita di Kelas Gue)

Yak!
Seumur hidup gue enggak pernah nyangka bakal dapat murid autis. Dulu itu di kampus yang terkenal se-Jakarta, gue enggak ngambil ilmu spesialisasi tentang autis. Yailah, waktu itu kayaknya belum ada deh. Gue itu tertarik dengan mereka yang tunarungu atau hambatan pendengaran, dan satu lagi gue tertarik dengan mereka yang berkesulitan belajar.
Walhasil, di sinilah gue sekarang, di tempat murid-murid tunarungu berada, eh maksudnya di tempat mereka bersekolah lho. Well, mengajar anak tunarungu itu enak banget lho. Pakai kalau ya, kalau sudah menguasai ilmunya.
Emang ada ya ilmu tentang tunarungu. Adalah, buat gue mengajar itu adalah seni kehidupan dalam bentuk, hmmm apa ya???? I can not really describe about it. Pokoknya mah menyenangkan.
Menyenangkan ketika tahu-tahu mereka itu sudah bisa baca, menyenangkan ketika mereka itu tahu-tahu sudah bisa berhitung, apalagi sampai bisa perkalian. Sebenarnya enggak ujug-ujug asal tahu-tahu sih, pasti adalah jalan prosesnya. Tapi ya itu panjang, yang intinya tahu-tahu mereka sudah bisa aja.
Hufth! Gue harus narik napas ya untuk semester sekarang ini. Di kelas gue mengajar sekarang, gue bukan cuma harus mendidik anak tunarungu, tapi ada juga seorang peserta didik yang memiliki dua hambatan sekaligus. Ya itu tuh kalau bahasa kerennya buat mereka mah double handicap. 
Kebayang enggak sih? Menangani mereka yang satu hambatan saja sudah luar biasa perjuangannya, apalagi harus menangani anak yang memiliki dua hambatan. Dan hambatannya itu autis.
Huuuh!
Ya kali kalau orang normal, bolehlah mengeluh setiap hari. Gue juga penginnya ngeluh sih. "Keseeel. Geram!. Gerah!"
Hari ini misalnya. Kalau anak normal atau anak tunarungu yang berhambatan pendengaran ngupil, mereka tentu tidak akan memasukkan upilnya ke dalam mulut.
Duh nih anak autis kayak sengaja menguji gue, seberapa sabar sih gue bisa menghadapi dia?
kalau harus jujur nih, gue pengin banget tuh anak ngertiin gue. Tapi yaelah, dia itu kayaknya enggak ngerti deh. Memasukkan upil ke mulut itu baru satu lho ya, masih banyak lainnya yang bikin gue geram pengin teriak, kesal.
Asli, gue itu kesal pengin dia berubah, bukan kesal karena harus ngadepin keanehan-keanehan dia
Peran gue sebagai guru seringkali jadi pertanyaan dalam diri sendiri. Seberapa benar sih gue ngajar nih anak? Seberapa berhasil sih gue ngajar nih anak?
Ok. Kali ini ada mahasiswa dari kampus di Bandung yang mengangkat tema, Be The Young Entrepreneur, kalau kalian lihat webnya itu hijau tosca, tapi tuh mahasiswa jurusan psikologi loh.
Unik sih karena ini pengalaman pertama dia berinteraksi langsung dengan anak autis.
Nih ya, satu dari sekian yang gue bikin kesal itu, nih anak datangnya telat mulu. Hari ini saat dia telat, ada sesuatu yang unik. Terus gue tanya ke mahasiswa tersebut, lihat ada sesuatu yang aneh enggak sama anak yang baru datang?
Nih mahasiswa bingung mengamati dari atas ke bawah dan dia tidak melihat keanehan. Dan ayahnya langsung menyulurkan tangan, membetulkan posisi rambut putrinya.
Yaps, buat gue, ada yang salah dengan murid perempuan berambut sebahu tersebut. Maksudnya itu ada sesuatu yang harus dibenahi, saat dia mengemut rambutnya bukan untuk dibiarkan begitu saja. Sebagai seorang pendidik, tugas gue untuk membantu nih anak berkembang lebih tepat. Misalnya saja, mengemut rambut bukanlah sesuatu yang benar. Bisa saja di rambut itu ada kuman, bakteri, atau virus yang dibawa selama dalam perjalanan dari rumah ke sekolah menggunakan kendaraan.
Jujur ya!
Gue cemas dengan masa depannya. Jadi gue sadar dari sekarang gue harus mendidik dia dengan tegas untuk membedakan mana baik, mana boleh, mana tidak boleh.
Sooooo❤ Wait my next story ya....

Jumat, 22 Maret 2019

Lebih Dalam Mengenal Fintech dan Manfaatnya



Aula Universitas Langlang Buana terasa begitu meriah. Ratusan mahasiswa tampak asyik memerhatikan para calon pembicara di depan. Tampaknya para pembicara begitu piawai membawa peserta FINTEKTOK LIVE #6 untuk berinteraksi.
Antusiasme peserta Fintektok live #6
Kegiatan yang bertema Fintech dan manfaatnya bagi masyarakat ini terasa hidup. Misalnya, pada awal-awal acara Pak Krisna Sudiro dari Modal Antara meminta beberapa peserta maju kedepan untuk menunjukkan aplikasi jasa keuangan yang digunakan oleh peserta tersebut.
Para pembicara yang cukup atraktif
Dan, ternyata beberapa aplikasi tersebut tidak terdaftar di OJK atau Otoritas Jasa Keuangan.
Gedung Wisma Buana, Universitas Langlangbuana yang tepatnya di Jl. Karapitan No.116 Bandung ini mendadak riuh oleh kegaduhan mahasiswa yang mungkin sama seperti saya terkaget-kaget dengan apa yang diungkapkan Pak Krisna. Oh ya, beliau juga sempat menyebutkan beberapa kasus permasalahan yang berhubungan dengan transaksi para pengguna aplikasi jasa keuangan yang bermasalah dan bisa langsung dicari informasinya di media YouTube.
Interaksi para pembicara dengan peserta acara
Yupz, di zaman serba online ini, tampaknya informasi apapun begitu mudah tersebar. Salah satunya Fintech atau financial technologi yang transaksinya dilakukan secara online. Fintech merupakan gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi yang akhirnya mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat. Yang dulu awalnya kita harus bertransaksi dengan bertatap muka secara langsung membawa uangnya, di zaman sekarang transaksinya dapat dilakukan dengan cepat dalam hitungan detik dan tanpa harus bertemu langsung orangnya untuk bertransaksi.
Kegiatan yang berlangsung pada hari Selasa, 19 Maret 2019 mulai pukul 09.00 WIB barat sampai selesai ini membuat saya sebagai bagian masyarakat mendalami apa sih sebenarnya Fintech dan manfaatnya bagi masyarakat.
Ternyata oh ternyata, Fintech itu sudah sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya pribadi, perkembangan terasa begitu cepat. Transaksi yang biasanya harus ke bank dulu, atau membayar segala sesuatu melalui ATM, kini bisa kita lakukan langsung melalui gawai tanpa harus berpergian semua transaksi sudah terekam dalam gawai kita.
Fintech bukan hanya pembayaran online seperti: Gopay, OVO atau pembayaran menggunakan uang digital lainnya. Fintech bisa berupa pemberian modal usaha. Tujuan Fintech sebenarnya untuk konsumen yang bisa dikatakan “orang-orang praktis” atau mereka yang jarang ke bank namun membutuhkan pinjaman modal atau memenuhi keperluan mendesak dalam kehidupan sehari-hari, seperti harus membayar sekolah, dll.
Ups! Seperti yang sudah disampaikan di bagian atas, ada lho Fintech yang tidak terdaftar di OJK. Nah, bagi yang ingin mendapat informasi fintech yang sudah terdaftar di OJK atau belum bisa dicek di fintektok.id. Jika tidak ada dalam daftar, bisa jadi masih dalam proses pendaftaran atau malah termasuk Fintech abal-abal karena OJK sebenarnya tidak menyarakan pelaku Fintech membuat aplikasi online.
Pasti sudah dapat menebak alasannya, kan? Yap! Kemungkinan aplikasi online ini masih rentan dengan kejahatan. Misalnya saja, mengutip dari apa yang diungkapkan Pak Dana Karseno selaku CEO Modal Antara kalau bunga Fintech abal-abal itu bisa sampai 40 persen per bulan, proses peminjamannya bisa langsung disetujui.
Sadar atau tidak, bunga 40% itu mencekik leher peminjamnya. Peminjam harus mengembalikan uang dalam jumlah yang sangat besar, hampir dari setengah pinjamannya. Bagi mereka yang saat itu membutuhkan uang, kemungkinan akan berpikir pendek yang penting ada uang dulu. Bisa jadi tanpa menyadari bahaya dibulan berikutnya yang harus membayar bunga yang benar-benar bisa membuat masalah peminjamnya. Selain itu ada juga penyedia layanan yang memberlakukan bunga ber bunga. Jika tidak mampu membayar maka tunggakannya akan terus berbunga hingga peminjam tidak mampu membayarnya karena terus menunggak.
Salah satu Fintech yang sudah terdaftar adalah Modal Antara yang menyediakan layanan fintech peer to peer lending atau mempertemukan peminjam dengan pemodal. Hal ini tentu saja lebih aman karena pemodal dan peminjam bisa saling bertemu dan bertransaksi sehingga terjalin kepercayaan di antara keduanya. Meskipun proses peminjaman tidak secara langsung tapi tentu saja ini lebih aman dibandingkan menggunakan jasa fintech abal-abal. Keterangan lengkapnya bisa langsung tancap ke sini ya!
Dalam kegiatan ini juga peserta mendapatkan penjelasan untuk berinvestasi melalui reksadana Narada Saham Indonesia yang sudah terdaftar dan diawasi OJK. Investasinya sangat terjangkau mulai dari seratus ribu. Narada membantu mengelola reksadana menjadi lebih praktis tanpa ribet dan tentunya aman.Narada merupakan perusahaan manajemen Investasi di Jakarta pada tahun 2012 dan telah memperoleh izin. Selengkapnya bisa langsung tancap ke sini ya!
Bagaimana? Sudah tahu lebih jauh tentang Fintech, Modal Antara, Narada Saham Indonesia, serta harusnya kehati-hatian dalam menggunakan jasa penyedia layanan pinjaman, kan? Saya sendiri merasa bersyukur dalam kegiatan yang diisi oleh para pembicara yang ahli dalam bidangnya ini membuat saya memahami lebih banyak mengenai Fintech dan manfaatnya.
Terima kasih sudah berkunjung. Sampai bertemu di tulisan saya berikutnya!
Salam sukses selalu.

Kamis, 21 Februari 2019

Awal Tahun 2019, Toko Victory Accecories Bandung Pindah Lokasi

Pada awal Januari 2019, ketika membeli beberapa macam manik-manik atau mute untuk melengkapi beberapa bahan pembuatan kerajinan tangan, Victory Accessories yang terletak di Jl. Asia Afrika No.68, Braga, Regol, Kota Bandung, Jawa Barat 40251 terasa berbeda. 
Selain hadirnya beberapa karyawan baru (yeileh sok tahu) 
Dan ternyata, dari salah seorang petugas yang sudah agak kenal karena seringnya berbelanja, tahulah saya kalau Victory akan berpindah lokasi.
Informasi yang tentu saja membuat saja terkaget-kaget. πŸ‘€
Lho? 
Kurang apalagi sih tempat accecories satu ini?
Tempatnya itu strategis banget, tepat di depan jalan raya, seberang kantor pos pusat yang ada di Bandung, terus bersebelahan dengan pusat rekreasi Alun-Alun Bandung, dan belakangnya itu tempat belanja lho, beuh dulu katanya terkenal banget. Meskipun sekarang katanya daerah perbelanjaan tersebut tampak mulai agak meredup, tapi kalau akhir pekan, tetap saja tempat-tempat di sekitarnya tampak ramai.
Kalau saya pribadi, merasa asyik berbelanja di tempat yang memajang beraneka bahan untuk kita kreasikan maupun yang sudah jadi kerajinan. Pasalnya, karena di sini setiap calon pembeli bisa bebas memilih barang incarannya, bahkan seringkali berujung membeli banyak bahan tambahan untuk beraneka kerajinan tangan. Tadinya mau beli 1 macam, eh sudah keliling lihat-lihat, bisa-bisa pas sampai kasir harus bayar untuk 30 item bahan.
Daaaan, kejadiannya bukan hanya sekali saja, tapi seringkali.Tapi, tentu saja semua yang dibeli tersebut bisa dijadikan kembali hasil kerajinan. Enggak sia-sia, kan, belanjaannya? Kan, untuk dijual lagi setelah kerajinana tangannya jadi.

Begitu Victory pindah, infonya bisa dicek diInstagram Victory ya bagi yang belum tahu. Saya pun langsung penasaran, seperti apa sih tempat barunya? Alhasil, langsung update untuk datang mengikuti acara hari pertama pembukaan tempat barunya.

Dan memang, beberapa hari sebelumnya, ketika saya berbelanja, euphoria kepindahan benar-benar sudah terasa. Beberapa karyawan begitu antusias menginfokan beberapa even yang menarik selama acara pembukaan toko baru. 
Misalnya saja pada hari pertama pembukaan toko, para karyawan begitu sumringah, sibuk menata, sibuk membagikan voucher diskon, sibuk membagikan balon, dan kesibukan lain yang tentunya sesuai dengan job desk mereka. Pokoknya mah, ketika mengunjungi Toko Victory pada hari pertama pembukaan, bakal terasa sekali kemeriahannya. Enggak percaya, cek langsung deh beberapa jepretan di bawah ini pas banget pagi hari ketika Victory baru buka.


Pose bareng dengan petugas yang membagikan balon untuk para pengunjung
Bagian kasir di pagi hari yang mulai sibuk melayani pembeli.
Nih, kelihatan dong backgroun-nya, itu ada tangga ke lantai 2 dan juga etalase produk
Poses bareng Mbak Bella, petugas 1 ini akrab banget lho, suka kasih saran kalau saya belanja, makanya suka jadi banyak yang dibeli.

Ini salah satu tempat di Victory yang asyik buat Selfie

Bersatu Memandirikan Anak Luar Biasa

  Sebelum adanya pandemi COVID-19, setiap hari Selasa, mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai, peserta didik SLB B Sukapura kelas tinggi, sebu...