Saya terhenyak baru mengetahui kanker itu beragam
jenisnya. Pengetahuan saya mengenai kanker masih terbatas. Pada awalnya saya
hanya mengetahui 1 jenis kanker, yaitu kanker payudara. Kanker 1 ini begitu
akrab di telinga karena pernah beberapa artis dikabarkan menderita kanker
payudara.
Bahkan, ada salah seorang rekan guru yang terkena
kanker payudara dan harus mengalami kondisi kurang menyenangkan. Ya, tentu saja
karena benjolan di payudaranya harus
mengalami operasi yang bukan hanya sekali dan tindakan lanjutan lainnya
untuk penyembuhan.
Berdasarkan data Global Cancer Observatory
(Globocan) 2018, kanker payudara menjadi yang paling banyak diderita masyarakat
Indonesia (16,7%), lalu diikuti oleh kanker serviks (9,3%), paru (8,6%),
kolorektal (8,6%), dan hati (5,3%).
Di antara sejumlah kasus kanker itu, kanker kolorektal adalah yang paling tidak banyak diketahui masyarakat umum. Gejalanya yang tersamar dengan penyakit lain yang lebih umum diduga menjadi penyebab mengapa utama kanker kolorektal tak banyak diketahui.
Di antara sejumlah kasus kanker itu, kanker kolorektal adalah yang paling tidak banyak diketahui masyarakat umum. Gejalanya yang tersamar dengan penyakit lain yang lebih umum diduga menjadi penyebab mengapa utama kanker kolorektal tak banyak diketahui.
Pengetahuan saya terbuka lebar setelah menghadiri
undangan media gathering, bertempat di CGV 23 Paskal lantai 3, yang terletak di
Pasir Kaliki 25-27.
Dalam diskusi yang menghadirkan Dr. Zee Ying Kiat
(seharusnya), namun karena menyebarnya kasus yang sangat terkini mengenai virus
corona sehingga ahli Onkologi Medis di Parkway Cancer Centre ini harus
bertugas, dan selain itu ada tindakan preventif dari pemerintah Singapura untuk
warganya sehingga Konsultan Onkologi Medis di National University Cancer
Institute, Singapore (NCIS) tersebut urung hadir secara langsung ke Indonesia.
Diskusi melalui video call - Dok. Susanti Hara |
Bersyukurnya,
kita masih dapat berkomunikasi dengan anggota dari American Society of Clinical
Oncology ini melalui video call. Pendiri dari Hepatopancreatobiliary
Association of Singapore, dan juga anggota dewan dari National Healthcare Group
Domain Specific Review Board dan Chapter of Medical Oncologists, College of Physicians, Singapura ini
begitu gamblang memberikan gambaran mengeni kanker kolorektal.
Menurutnya
dalam bahasa Inggris, yang kemudian diterjemahkan oleh Bu Risma dari PCC dan
juga pembawa acara, Kanker
kolorektal adalah jenis kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon), atau pada
bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Kanker ini
juga dikenal dengan sebutan kanker kolon atau kanker rektum, tergantung pada
lokasi tumbuhnya kanker. Gejala kanker kolorektal seringkali dirasakan oleh
pasien ketika kanker sudah berkembang jauh.
Bu Risma dan Pembawa Acara mengalihbahasakan penyampaian dokter Zee - Dok. Susanti Hara |
Kebanyakan
kanker kolorektal bermula dari polip usus atau jaringan yang tumbuh di dinding
dalam kolon atau rektum. Namun, tidak semua polip akan berkembang menjadi
kanker kolorektal. Kemungkinan polip berubah menjadi kanker juga tergantung kepada
jenis polip itu sendiri.
Seperti
kanker pada umumnya, kanker kolorektal sulit dideteksi pada tahap dini karena
gejalanya yang tak banyak dirasakan. Pada tahap awal perkembangannya, kanker
kolorektal mungkin tidak menyebabkan gejala apapun.
Gambaran tentang kanker - Dok. Susanti Hara |
Ketika kanker dalam usus
ini tumbuh atau menyebar, gejala-gejala yang dirasakan lebih bervariasi sesuai
dengan ukuran dan lokasi kanker. Gejala umum adalah munculnya darah dalam
tinja, kebiasaan buang air besar yang berubah-ubah, rasa sakit yang
terus-menerus di perut, kembung atau kram, perasaan buang air besar tidak
dikosongkan sepenuhnya, dan tiba-tiba penurunan berat badan yang drastis.
Senior
Consultant Medical Oncology Parkway Cancer Centre ini mengatakan bahwa
pendeteksian secara dini kanker yang umum dapat diobati dan dapat menyelamatkan
hidup pasien. Kanker kolorektal yang terjadi di usus besar atau dubur, kata
dia, tidak berkembang dalam semalam. Diperlukan waktu bertahun-tahun untuk
berkembang dan karenanya dapat dideteksi dan diobati sejak dini.
Menurutnya,
biasanya kanker kolorektal dimulai sebagai jaringan dengan pertumbuhan jinak
yang disebut polip pada lapisan dalam usus besar atau rektum. Meskipun polip
tidak bersifat kanker, mereka dapat berkembang menjadi kanker dalam jangka
waktu yang lama. Faktanya, sebagian besar kanker kolorektal berkembang dari
polip. Keberadaan polip cukup umum, 1 dari 4 orang memiliki setidaknya satu
pada usia 50. Namun, hanya sebagian kecil polip yang berkembang menjadi kanker
dan itu pun butuh bertahun-tahun. Polip dengan lebar 1 cm memiliki peluang 1:6
tumbuh menjadi kanker lebih dari 10 tahun.
Dalam
penanganannya, kanker kolorektal sebenarnya dapat didiagnosis melalui skrining,
salah satunya dengan pemeriksaan tinja ataupun kolonoskopi. Kolonoskopi
melibatkan penggunaan tabung tipis dan fleksibel yang dikenal dengan nama
kolonoskop. Alat itu dimasukkan melalui dubur sehingga memungkinkan dokter
untuk memeriksa lapisan dalam usus besar. Biasanya dilakukan dengan sedasi
ringan, kolonoskopi membutuhkan waktu sekitar 15 menit; polip jinak dapat
dihilangkan selama proses.
Ada yang
sangat unik, menurut beliau, kanker kolorektal ini terdiri dari stadium 1, 2,
3, dan 4 dengan rentang kemungkinan sembuh, dengan kata lain masih
dapat disembuhkan.
Walaupun sudah didiagnosa kanker kolorektal, tapi jangan khawatir
karena masih bisa disembuhkan, meskipun mungkin ada yang sembuh total dan ada
juga yang tidak. Bagi kanker stadium 1-3 masih dapat ditangani. Selama mengikuti
langkah penanganan dari dokter. Dan untuk memperpanjang hidup pasien stadium 4
sekalipun masih ada penanganannya.
Kesembuhan kanker tentu harus dibarengi dengan terapi yang sudah
dijelaskan agar bisa bertahan. Pada mereka yang kanker stadium 1 kemungkinan sembuhnya 80% lho, stadium 2 tingkat
kesembuhan antara 60-80, bahkan stadium 4 pun bisa survive bisa bertahan sampai
5 tahun. Hal tersebut berdasarkan penelitian dari 100 pasien, dan 10 pasien masih bertahan.
Mereka yang kanker stadium 4 dan masih bisa bertahan dengan treatmen, obat obatan dengan kemoterapi, target terapi, dan surgery.
Di Singapura, ada flat
scan untuk mengetahui sejauh mana penyebaran kankernya. Untuk yang sudah terkena kolorektal kanker, langkah secepatnya harus
menentukan stadium untuk treatmen yang tepat.
Pada
Survei Globocan 2018, kanker kolorektal adalah kanker nomor dua paling banyak
diidap oleh pria setelah kanker paru di Indonesia. Namun di Singapura, kanker
kolorektal dideteksi merupakan kanker yang paling umum ditemukan pada
perempuan.
Ada kebiasaan kecil yang biasa memicu kanker lho, misalnya saja pada obesitas, berat badan yang diet tinggi protein tinggi lemak. Hati hati lho yang diet sangat kurang fiber atau serat bisa menyebabkan kanker kolorektal.
Ada kebiasaan kecil yang biasa memicu kanker lho, misalnya saja pada obesitas, berat badan yang diet tinggi protein tinggi lemak. Hati hati lho yang diet sangat kurang fiber atau serat bisa menyebabkan kanker kolorektal.
Sementara itu salah satu tindakan pencegahan kanker, bisa diambil polipnya dengan diteropong dan diambil menggunakan alat.
Bagi siapapun yang ingin lebih sehat terhindar kanker, tentu saja ada anjuran untuk rajin makan buah dan sayuran dari sekarang dalam kehidupan sehari hari
Bagi siapapun yang ingin lebih sehat terhindar kanker, tentu saja ada anjuran untuk rajin makan buah dan sayuran dari sekarang dalam kehidupan sehari hari
Bagi yang memerlukan layanan informasi mengenai kanker, di Indonesia ada CanHOPE, institusi yang memberikan layanan informasi mengenai kanker, support pada penderita, dan informasi treatmen terhadap kanker.
CanHOPE diprakarsai oleh Parkway Cancer Centre, institusi kesehatan dengan rangkaian perawatan kanker komprehensif, yang diberikan melalui konsultan spesialis medis, suster, konselor serta tenaga paramedis profesional lainnya. Setiap hari dan untuk setiap pasien, tim PCC bekerja keras untuk memberikan perawatan kanker holistik dalam lingkungan yang aman dan menenangkan. Mereka juga dibantu oleh teknologi medis tercanggih dan telah terbukti sebagai program terapi inovatif untuk mencapai hasil klinis yang optimal bagi pasien.
CanHOPE diprakarsai oleh Parkway Cancer Centre, institusi kesehatan dengan rangkaian perawatan kanker komprehensif, yang diberikan melalui konsultan spesialis medis, suster, konselor serta tenaga paramedis profesional lainnya. Setiap hari dan untuk setiap pasien, tim PCC bekerja keras untuk memberikan perawatan kanker holistik dalam lingkungan yang aman dan menenangkan. Mereka juga dibantu oleh teknologi medis tercanggih dan telah terbukti sebagai program terapi inovatif untuk mencapai hasil klinis yang optimal bagi pasien.
Izin promo ya Admin^^
BalasHapusbosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
add Whatshapp : +85515373217 ^_~