Murid SD Abad 21
Judul : Bukan Donat Biasa
Genre : Novel Anak (Junior Chef)
Penulis : Erna Fitrini
Ilustrasi sampul dan isi : Asep dan Dadi
Penyunting naskah : Dadan Ramadhan dan Beby
Haryanti
Penerbit : DAR! Mizan
Cetakan 1, Shafar 1433 H/ Januari 2012
Bacaan menarik setebal
200 halaman ini memberikan gambaran pendidikan murid Sekolah Dasar (SD) abad
21. Murid SD harus melek teknologi. Guru bukanlah lagi sumber ilmu seperti
penceramah. Namun, guru menjadi pendamping siswa dalam proses pembelajaran. Guru
sebagai penentu apa yang dipelajari siswa.
Halaman 29: Setiap
murid kelas 5 dan 6 SDN Pavo 7 memang memiliki blog. Ketika itu guru TIK yang
mengajarkan cara membuat blog. Murid-murid bebas mengisi blog dengan segala
macam cerita. Untuk murid-murid yang tidak punya akses internet di rumah,
mereka bisa bergantian menggunakan internet di sekolah. Guru BK kemudian
memaksimalkan penggunaan blog ...
Novel ini menceritakan
tentang kegigihan Alvaro, atau biasa dipanggil Aro. Setelah pembagian rapor, siswa
kelas 5 SDN Pavo 7 harus menyelesaikan tugas untuk mulai menjadi pengusaha.
Di halaman 43, Aro
membayangkan menjadi pengusaha kaya. Punya banyak rumah, mobil, pabrik di
seluruh kota, dll.
Saya jadi
bertanya-tanya, dari mana Aro tahu semua bayangan itu? Padahal, di bab
sebelumnya hanya diceritakan Pak Kepala Sekolah membawa dua orang tamu
istimewa. Dan memberi pesan untuk menjadi pengusaha sukses.
Seandainya diceritakan
di bab sebelumnya, Aro membuka internet membaca sosok pengusaha, atau melihat
tayangan adanya sosok pengusaha, tentu bayangan Aro untuk menjadi pengusaha
akan semakin kuat. Apalagi jika salah seorang tamu yang diperkenalkan Pak
Kepala Sekolah adalah seseorang yang Aro kenal. Misalnya, tamu di sekolah itu
tetangga Aro tetapi berbeda kompleks perumahan. Biasanya, kan, pengusaha kaya
terkenal akan kesuksesannya.
Keluar dari hal
tersebut, keseluruhan isi novel ini benar-benar mengejutkan.
Kepolosan-kepolosan seorang anak tergambar dalam alur cerita dengan cara unik,
mengejutkan, dan menggelikan.
Bayangkan saja, seorang
anak lelaki memasang iklan, membuat pengumuman dalam kertas berwarna jingga
dengan tulisan tangan warna metalik. Menempelkannya di beberapa tempat. Semua
pelamar yang datang ke rumah Aro, menolak tawaran kerja dari Aro dengan alasan
yang sama. Gajinya dibayar pakai donat.
Lantas,
bagaimana kelanjutannya?
Jalinan cerita yang
padu, jelasnya penggambaran beberapa tempat sebagai latar cerita, alur yang
berliku, kaitan antara penggunaan internet dan blog dalam proses pembelajaran,
penyelesaian konflik oleh tokoh dengan cara tak terduga, benar-benar membuat
novel ini menjadi bacaan yang berkesan. Apalagi ada “Pesan Aro” di setiap akhir
bab.
Semoga dari bacaan
berkualitas, lahirlah generasi bertakwa, kreatif, mandiri, dan berkarakter
bangsa lainnya. Selamat ulang tahun dan sukses selalu FPBA.
Resensi ini
untuk diikutkan di lomba :
ingin membuat novel anak2 macam pukat, burlian, eliana dan hafalan shalat delisa
BalasHapustapi belum mampu teh
doain aja
:)
Sama-sama berdoa yang terbaik Kang A. Abus.
HapusRabbuna ma'a kuma, insya Allah. Aamiin.
:)