Perkembangan
teknologi masa kini membawa perubahan drastis dalam berbagai kemajuan. Inovasi
penyajian Al-Quran menjadi satu dari sekian kemajuan tersebut. Jika dulu saya
mengenal Al-Quran dalam bentuk lembaran bercetak bahasa Arab full tinta hitam, kini cetakan Al-Quran
sangatlah cantik dan menarik. Misalnya saja Syamil Miracle The Reference 66 in
1. Tanpa menambah atau mengurangi jumlah surat, ayat, apalagi juz, isi Al-Quran
ini tampil dengan sistem blok warna berbeda untuk menunjukkan suatu maksud
tertentu. Sistem warna ini mewakili terjemah tafsiriyah per kata, sistem
pewarnaan tajwid, serta puluhan keunggulan lainnya.
Secara
pribadi, sebagai satu dari milyaran warga di dunia, dan sebagai bagian umat
muslim Indonesia, menurut saya Syamil Miracle The Reference 66 in 1 yang
dilengkapi e-Pen (Al-Quran Digital) berbentuk pena merupakan Al-Quran yang
dibutuhkan oleh umat muslim di Indonesia.
(Sumber: http://syaamilquran.com/syaamil-al-quran-new-miracle-reference-66-1.html)
Membaca
Syamil Miracle The Reference 66 in 1 membuat saya merasa betah. Fasilitas
lengkap memanjakan dari inovasi penyajian Al-Quran ini seakan mewakili berbagai
macam pengetahuan. Isi Al-Quran lengkap disertai Tafsir Ibnu Katsir, hadits
sahih, sirah nabawiyah, atlas sirah nabawiyah, dan keunggulan lainnya. Dan hal
yang membuat saya terkagum-kagum adalah adanya e-Pen (Al-Quran Digital).
Pertama
kali saya mengenal teknologi e-Pen, saya menyebutnya sebagai kreasi inovatif
yang ajaib. Bagaimana tidak? Saya terkagum-kagum melihat sebatang benda mirip
pena mampu menyuarakan murattal iman-imam berkaliber mendunia. Benda unik dan
mungil yang dapat dibawa ke mana-mana ini sangat cocok bagi siapa saja yang
ingin menjadi penghapal Al-Quran. Mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Terlepas
dari keunggulannya, sebagai guru di sekolah Luar Biasa saya masih menginginkan adanya
Al-Quran yang dapat menjangkau dunia mereka yang berkebutuhan khusus, terutama
dunia anak-anak tunarungu agar saya lebih mudah mengarahkan dan membimbing
mereka dalam hal bacaan Al-Quran.
Rasanya
Al-Quran khusus untuk tunarungu belum ada. Dan saya rasa harapan saya ini
tidaklah ketinggian ataupun muluk-muluk. Toh, kita juga tahu adanya Al-Quran Braille bagi tunanetra atau
mereka yang tidak dapat melihat. Tentu terbuka kemungkinan akan adanya Al-Quran
khusus untuk tunarungu.
(Antusiasme anak-anak belajar membaca Al-Quran, membuat guru pun harus kreatif mengerahkan segala kemampuan dan apapun yang dimilikinya agar anak mudah memahami apa yang sedang mereka pelajari)
Berdasarkan
pengalaman saya di lapangan, menghapal bacaan Al-Quran menjadi hal yang terasa
sulit bagi anak tunarungu. Meski sudah menggunakan bantuan metode multisensori
(mengoptimalkan seluruh indera yang mereka miliki), tetap saja menghapal
Al-Quran itu terasa sulit luar biasa. Sementara, di kalangan anak-anak
tunarungu terus tumbuh keinginan untuk menghapal Al-Quran, meski tidak menjadi
seorang hafiz seperti yang ada di tayangan televisi. Apalagi, mereka pun tahu,
ketika shalat harus membaca bacaan dalam Al-Quran.
Beberapa
tahun lalu, di sekolah tempat saya mengajar, pernah kedatangan seorang
mahasiswa dari ITENAS yang melakukan penelitian sekaligus uji alat buatannya
kepada anak-anak. Alat tersebut berupa kotak penyusun puzzle. Dengan alat hasil karyanya tersebut, jika susunan anak
salah, maka alat akan bergetar secara otomatis. Timbul harapan saya akan adanya
benda, mungkin serupa e-Pen yang dapat mengingatkan kita andai bacaan Al-Quran
kita salah.
Sayangnya,
keterbatasan dana membuatnya terhenti, hanya melakukan uji coba penelitian
untuk menyelesaikan tugas akhir. Menurutnya, memerlukan biaya sangat tinggi
untuk membuat maupun memasarkan produk seuinik dan se-kreatif yang pernah saya
saksikan tersebut.
Bagi
saya yang berkecimpung dalam dunia pendidikan anak tunarungu, seandainya ada gadget Al-Quran inovatif yang dapat memudahkan
anak tunarungu belajar membaca Al-Quran, memudahkan mereka menghafal hingga
terus ingat dalam pikirannya, dan terus mempraktikkannya tentu akan sangat
membantu berbagai pihak. Bukan saja anak tunarungu yang beruntung memiliki
kesempatan lebih mudah menghafal Al-Quran, namun memudahkan orangtua dan juga
guru-guru pendidikan luar biasa ketika membimbing mereka belajar membaca
Al-Quran. Semoga segera hadir Al-Quran khusus untuk tunarungu. :)
Jika
anak-anak berkebutuhan khusus saja terus mempelajari Al-Quran, lantas bagaimana
dengan kita? Apakah kita sesemangat mereka? Sejatinya, kemajuan dalam bidang
teknologi masa kini membuat kita makin bersemangat berinteraksi dengan
Al-Quran. Bukan hanya terlena pada gadget
masa kini yang mampu membunyikan lantunan ayat suci Al-Quran, sementara kita
sendiri menjadi pendengar pasif.
Mari kita pelajari dan membaca Al-Quran dengan tartil, sesuai
makhraj, tajwid, tepat melafalkannya, serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Parade Ngeblog
IKAPI Jabar & Syaamil Quran #PameranBukuBdg2014
Iya ya Al-Quran yang terbaik untuk para tuna rungu baiknya yang gimana ya? Mudah-mudahan ada para ilmuwan yang memikirkannya sampai ke sana.
BalasHapusSama Bunda, saya pun berharap banyak inovator hingga banyak penemuan aplikatif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin
Hapuskalo ada yg bisa ngembangin teknologi itu, amal jariyahnya gede banget :')
BalasHapusSetuju sekali, Han. Terima kasih banget sudah menyambangi blog saya. Sukses ya. :)
Hapus