Merayakan iduladha dengan mengunjungi saudara di Baleendah, ternyata membuat saya miris. Boleh dibilang, gunung hijau memamerkan tulang bagian dalam. Tentunya, itu bukan ulah gunung itu sendiri yang sedang pamer bebatuan.
Dari hasil berbincang dengan saudara yang tinggal di sekitar wilayah tersebut, ternyata gunung itu dijual. (Benar-benar mengejutkan. :( )
Saya tergelitik membuat catatan ini dengan pertanyaan yang menyeruak. Akankah Gunung Batu ini bertahan berbentuk gunung jika dikeruk terus-menerus? Sampai tahun kapan bertahannya? Akankah lahan hijau itu tetap bertahan pula? Ataukah lahan hijau berbentuk gunung tersebut akan rata dengan tanah dan kemudian tumbuhlah perumahan?
Mungkin, saya harus sering-sering mengunjungi tempat tersebut jika ingin mengetahui kelanjutannya. Namun, Adakah para kontraktor yang mengerahkan para pengeruk itu berpikir, jika gunung hijau terus dikeruk, mereka memang mendapatkan sejumlah nilai uang, beberapa pihak menjadi kaya. Tetapi, akan banyak pihak pada tahun-tahun mendatang yang dirugikan. Tanaman sebagai penghijau penyejuk mata berkurang, bisa berakibat banjir dengan berkurangnya penyerap air alami, tentunya juga hilangnya kawasan tempat wisata yang akan menjadi harta dalam waktu jangka panjang.
Bandung, 15 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bersatu Memandirikan Anak Luar Biasa
Sebelum adanya pandemi COVID-19, setiap hari Selasa, mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai, peserta didik SLB B Sukapura kelas tinggi, sebu...
-
UNGKAPAN SALAM DALAM BAHASA KOREA I ( 인사 표현 ) 1.Saat berjumpa ( 만났을 때) a.Bentuk formal juga pada orang yang lebih dihormati. -안녕하십니가 ( ...
-
Ada yang ingin mengirimkan naskahnya ke harian Pikiran Rakyat. Koran ini nomor satu buat warga Bandung (ceileh bangganya. :) ). Ya, tentu sa...
-
Judul : Apple Wish Penulis : Alfian Daniear Penyunting :...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan jejak.
Akan saya respon secepatnya.
Terima kasih sudah berkunjung.