Membaca beberapa karya Esti Kinasih
selalu berhasil membuat saya terlarut. Ingin segera menuntaskan bacaan hingga
selesai. Termasuk novel Jingga dalam
Elegi.
Pada kover belakang saya tertarik
dengan kalimat – kini saingannya bukanlah Angga, melainkan saudara kembarnya
sendiri.
Persepsi saya mengawang pada
persaingan dua orang saudara kembar yang memperebutkan seorang cewek bernama
Tari. Ternyata, begitu membaca novel ini hingga tuntas, saya “kecele”.
Sebenarnya, di bagian tengah saya
sudah bisa menebak kalau ada “sesuatunya” dengan si kembar Ari dan Ata. Namun
kelihaian penulis memberikan kejutan pada beberapa kaitan peristiwa membuat
saya ragu pada tebakan saya sendiri. Tetapi, dari sini akhirnya saya tahu ada
logika cerita yang membuat ceria ini menjadi kurang masuk akal.
Kisah
sebelumnya, Ari terus mendekati Tari. Namun, nama buruk Ari membuat Tari tidak
ingin berurusan dengannya. Tari mati-matian menjauhkan diri.
Angga,
cowok pentolan SMA Brawijaya, musuh bebuyutan SMA Airlangga sekaligus musuh
pribadi Ari, langsung berusaha mendekati Tari begitu tak sengaja terjebak dalam
tawuran dan Ari berusaha keras menyelamatkan Tari. Angga menduga kalau Tari
pacar Ari. Demi dendam masa lalu, Angga bertekad merebut Tari.
Saat
berjalan-jalan di sebuah mal Tari bertemu Ari. Tapi ternyata itu Ata, saudara
kembar Ari. Tari syok.
Sementara
sesungguhnya, sebuah rahasia Ari menempatkan Tari sebagai korban, tanpa sedikit
pun Ata terlibat di dalamnya.
***
Bagian
1 novel ini menceritakan usaha Tari menghindari ancaman Ari. Fio sebagai
sahabat mengusulkan agar Tari menceritakannya kepada Ata. Melalui sambungan
ponsel, Tari meminta bertemu Ata. Tari menguraikan kejahilan Ari kepada Ata.
Keesokannya,
Tari sengaja datang ke sekolah lebih lambat. Di halte, Tari terperangah melihat
Ari. Karena takut terlambat, Tari mau dibonceng Ari sampai sekolah. Di sekolah
Ari memberitahu Tari agar tidak perlu repot-repot ngumpet karena Ari cuma
sampai jam keempat.
Jam
istirahat Tari menghubungi Ata tanpa hasil. Jam istirahat kedua, Ata lebih dulu
menghubunginya. Tari menjerit keras mendengar pengakuan Ata. Tari sudah tidak
punya rival, Ari sudah mundur.
Untuk
pertama kalinya Tari marah pada Ata karena menganggapnya penghianat,
menceritakan keluhan Tari kepada Ari.
Ata
ke sekolah Tari. Tari dan Ata berargumentasi hebat. Menyadarkan Tari, meski
berteriak-teriak benci Ari, sebenarnya
Tari justru mengerti sekali tentang Ari.
Setelah
pertemuan itu Tari melunak. Fio pun membantu Ata memperbaiki hubungannya dengan
Tari. Namun, hari-hari kacau keburu datang. Ari kembali mengerjai Tari, mengubah tugas kimia Tari menjadi lukisan abstrak
penuh warna. Terpaksa membuat Tari mengontak Ata untuk mengadu.
Dua
hari kemudian, Tari dan Ata melihat rumah Ari. Tari terpukau memasuki kawasan
perumahan mewah. Apalagi ada taman di halaman depan rumah Ari. Penuh dengan
bunga aneka jenis warna. Yang paling membuat Tari terpukau adalah bunga
matahari. Serta arsitektur rumah Ari.
Tari
yang masih penasaran dengan rumah Ari mengajak Ata kembali melihat rumah Ari.
Dan mereka berdua kembali ke tempat itu. Dari kebersamaan mereka, Tari memiliki
momen istimewa, mengantarkan kepergian sang raja langit dengan mata telanjang.
Cerita
terus berlanjut. Tari dan Ata semakin dekat. Setiap ada apa-apa, Tari menelepon
Ata. Hingga terungkap kenyataan besar yang telak menyakiti Tari. Ata dan Ari
adalah satu orang yang sama.
Tari
berusaha menjauhi Ari. Sementara Ari terus berusaha memperbaiki hubungannya
dengan Tari.
Kepada
Oji dan Ridho, Ari menceritakan semua kebohongannya. Kedua sahabatnya itu terus
membantu Ari. Persahabatan yang sangat menggugah bagi saya secara pribadi
karena mereka saling dukung.
Ada sesuatu yang rasanya kurang
masuk akal dalam cerita ini, mamanya Tari sudah curiga sejak awal bahwa Ari dan
Ata adalah satu orang. Sebagai seorang Ibu, bukankah selayaknya mengingatkan
putrinya untuk berhati-hati? Menyelidiki, atau setidaknya mengingatkan putrinya
agar kondisinya tidak “drop”, seperti
kondisi Tari dalam cerita ini setelah mengetahui Ata dan Ari merupakan satu
orang yang sama.
Selain itu, cerita ketika Ari datang
ke tempat penjual mesin jahit yang kemarinnya didatangi Ata bersama Tari, terus
petugasnya bilang sudah dibayar orang, yang ternyata dibayar Ata, rasanya juga
kurang masuk akal. Entah penulis bermaksud membuat kejutan, atau menjebak
pembaca untuk menebak-nebak hubungan Ata, Tari, dan Ari sebagai saudara kandung
karena mamanya Tari juga seorang penjahit.
Namun, dibalik itu semua, novel
bertema cinta ala remaja dan persahabatan ini menjadi bacaan menarik karena
gaya bercerita penulisnya yang mengalir, penuh kejutan, memancing rasa ingin
tahu, dan pesan tersembunyi bahwa setiap orang memiliki rahasia terpendam.
Judul : Jingga dalam Elegi -Lanjutan
"Jingga dan Senja"
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Umum
Tahun Terbit : Februari 2011
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Umum
Tahun Terbit : Februari 2011
Cetakan kedua :
Maret 2011
Cetakan ketiga :
April 2011
Cetakan keempat: Mei 2011
Cetakan kelima : Juni 2011
Tebal : 394 hlm; 20 cm
ISBN 979-979-22-6647-4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan jejak.
Akan saya respon secepatnya.
Terima kasih sudah berkunjung.