Judul Asli :
Moshi Koko Yakyu No Joshi Ga Drucker No “Management” Wo Yondara
Judul Terjemahan: Moshidora: Seandainya Manajer
Putri Tim Bisbol SMA Membaca Buku Manajemen Karya Drucker
Penulis : Natsumi
Iwasaki, 2009
Indonesia
translation copyright © 2014 by Mizan
Penerjemah : Ellnovianty Nine
dan Kanti
Proofreader : Emi Kusmiati
Desainer
sampul : Agung
Wulandana
ISBN :
978-602-1637-30-2
Tebal
buku : 262
hlm.; 20,5 cm.
Minami, siswi kelas 2 SMA Hodo, sama
sekali tidak menyangka akan menjadi
manajer tim bisbol. Dia siswi biasa yang tidak terdaftar sebagai anggota
ekstrakurikuler manapun. Dengan tim bisbol pun tidak pernah terpikirkan
olehnya.
Minami menjadi manajer tim bisbol tepat
setelah anggota kelas tiga mengundurkan diri karena kalah di penyisihan tingkat
kota pada musim panas. Bisa dikatakan dengan alasan itulah, suasana tim bisbol
masa itu begitulah adanya. Mau masuk atau libur sama sekali “bebas”, tidak ada
disiplin. Lebih dari tiga per empat anggota tidak hadir atau bolos saat
latihan. Meskipun begitu, gadis itu tidak putus asa. Malah, motivasinya
meningkat. Yang pertama kali Minami lakukan adalah mengkaji arti kata
“Manajer”.
Di toko buku besar, Minami mencoba
mencari buku yang menuliskan khusus tentang apa arti manajer atau manajemen.
Berdasarkan informasi penjaga toko buku, Minami membeli buku Manajemen, ditulis oleh Peter F Drucker,
diterjemahkan oleh Atsuo Ueda, diterbitkan oleh Penerbit Diamond. (Buku ini di
Indonesia beredar juga dengan judul Manajemen:
Tugas, Tanggung jawab, dan Praktek penerjemah Sitor Situmorang, penerbit
LPPM Gramedia. Keterangan dari catatan kaki halaman 18.)
Minami sempat menyesal membeli buku ini
karena tidak ada ulasan tentang bisbol. Buku ini tentang “pengelolaan
perusahaan” yang tidak berkaitan dengan dunia bisbol. Walaupun begitu, dia
mengalihkan suasana hati dan melanjutkan membaca karena kepalang tanggung, buku
ini harganya sangat mahal bagi Minami. Begitu mencoba melanjutkan membaca,
diluar dugaan buku ini menarik, secara bertahap Minami paham isinya tak hanya
mengenai “pengelolaan perusahaan”, diterangkan juga mengenai keseluruhan
pengelolaan “organisasi” termasuk perusahaan. Menyadari hal itu, Minami lega.
... Ternyata,
buku ini tidaklah sia-sia. (Hal. 18)
Buku ini memberikan pencerahan untuk
Minami dalam berbagai hal.
Minami bersahabat dengan Yuuki sejak kecil.
Tapi, sampai masuk SMA, Minami tidak pernah tahu kalau Yuuki penggemar bisbol,
masuk tim bisbol, dan ingin menjadi manajer tim bisbol. Secara tidak langsung,
karena Yuuki yang sedang terbaring di rumah sakitlah Minami menjadi manajer tim
bisbol.
Minami sering mengunjungi Yuuki Miyata
di rumah sakit. Bahkan, satu hari menjelang pertandingan pertama, Minami
menceritakan firasat yang dirasakannya tentang pengumuman pemain-pemain yang
akan diturunkan bertanding. Minami merasa tim bisbol akan maju ke Koshien.
Yuuki yang tidak dapat keluar dari rumah
sakit membuat Minami terpuruk, dan tetap berusaha ceria untuk menceritakan
keadaan tim bisbol sekarang.
Terdapat percakapan menarik antara
Minami dan Yuuki mengenai makna “kemenangan”.
“Bagiku, yang penting bukanlah hasil
akhir. Bukan masalah bisa atau tidaknya maju ke turnamen Koshien. Lebih dari
itu yang terpenting menurutku adalah prosesnya. Untuk bisa maju ke Koshien, tim
bisbol bersatu, menangani tahapan-tahapan itu. Makanya...” (Hal. 210)
Minami
yang sudah setahun membaca bolak-balik buku Manajemen Drucker, bahkan membawa
ke rumah sakit, dan membacanya pada selembar halaman di hadapan Yuuki,
mengemukakan pendapatnya.
“Makanya ... aku tidak bisa mengatakan
bahwa hasil tidak lebih penting dibandingkan usaha...” (Hal. 211)
“Menurutku hal ini kurang
berintegritas,” ucap Minami.
“Sebagai manajer, aku punya tanggung
jawab untuk meningkatkan pencapaian tim bisbol. Membawa tim bisbol maju ke turnamen Koshien adalah tanggung jawabku.”
(Hal. 212)
Turnamen musim panas resmi dibuka,
sekaligus awal “legenda SMA Hodo” yang menimbulkan kegemparan dan inovasi pada
bisbol SMA. Tim bisbol SMA Hodo sangat kurang pengalaman. Prestasi terbaik
hingga kini mencapai “16 besar”, itu pun hanya sekali, sudah lebih dari dua
puluh tahun berlalu.
Pak Kachi sebagai pelatih mencetuskan
sebuah strategi. Mengarahkan pemain menggiring pertandingan pada kemenangan dengan
perbedaan angka yang sangat besar. Rencana itu terdengar seperti lelucon,
tetapi Pak kachi sungguh-sungguh. Pak Kachi memberi petunjuk kepada para
anggota tim cara bertanding yang mengincar kemenangan called game (pertandingan dihentikan oleh wasit) setiap
pertandingan.
SMA Hodo terus memenangi called game pada putaran kedua dan
ketiga sehingga melaju hingga putaran keempat. Bersamaan dengan itu jumlah
kesalahannya pun menonjol. Sekilas, pertandingan yang mereka perlihatkan tampak
serampangan. Tetapi, semua itu hampir tidak diperhatikan siapapun.
Ketika mereka melawan tim bisbol terkuat
SMA swasta, penggemar dipenuhi penonton umum, pihak media massa sampai tim
sekolah lain. Kemenangan called game diraih
SMA Hodo. Menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka.
Saat Minami membuka ponsel dan bermaksud
mengetik SMS kepada Yuuki, dia baru sadar ada panggilan masuk dari Yuuki. Dua jam
kemudian, Minami sudah berada di rumah sakit. Di ruang rawat inap, Yuuki dalam
keadaan klimaks membuat Minami tak percaya. Apalagi ketika Minami harus
merelakan Yuuki, Minami mengungkapkan keputusasaannya.
“Yuuki
sudah meninggal. Nggak ada artinya lagi berjuang demi dia.” – Hal. 249 -
Pernyataan
Minami ini menimbulkan konflik antara Minami dan anggota tim bisbol Hodo.
Masayoshi
yang pernah mendengar cerita tentang Minami dari Yuuki, segera menenangkan dan
menyadarkan Minami.
“Soal itu, semua sudah tahu. Minami
membenci bisbol, kan? Biarpun begitu, demi Yuuki kamu mau menjadi manajer, kami
semua sudah tahu.” – Hal. 252 -
Karena pertandingan final menunggu,
semua bergegas ke stadion. Kecuali Minami yang melarikan diri dan dikejar
Ayano.
Meski tanpa Minami, para anggota tim
bertarung dengan baik. Namun, kegigihan Ayano berhasil membawa Minami ke
stadion dan mengikuti jalannya
pertandingan. Minami bisa menyaksikan langsung perjuangan dan kegigihan tim
bisbol yang dimanajerinya berhasil meraih kemenangan. Perasaan Minami campur
aduk. Dia sendiri tidak tahu perasaannya apakah senang, sedih, atau bahagia.
Walaupun Minami bermaksud tertawa, entah
mengapa dia malah mulai menangis. Begitulah akhirnya, jeritan tangisnya semakin
nyaring, dia terus menangis terisak-isak bersama Ayano.[] – Hal. 274.
Novel ini benar-benar menarik meski
membacanya harus dalam kondisi tenang dan memerlukan pemahaman luar biasa. Anggota
tim bisbol dalam sudut pandang yang jelas, nama-nama Jepang yang belum terlalu akrab
di telinga membuat saya terkadang meraba, kok
mirip ya nama ini dengan yang tadi, ini tokoh mana, sih?
Tetapi, dari buku ini saya bisa mengetahui
sifat seorang manajer, tujuan dan misi sebuah usaha, pelanggan, entrepreneur, marketing, organisasi,
sumber daya manusia, dan hal lainnya yang dibaca dan dipraktikkan Minami.
Pesan moral yang begitu dalam, seperti:
masalah internal tim bisbol mulai dari anggota yang semaunya dengan alasan yang
bisa diterima akal harus dibenahi. Juga pelatih yang harus memperjuangkan
dedikasi dan wibawanya, bantuan dari orang lain, kita tidak mungkin hidup
sendiri. Perjuangan menjadi seorang ahli, benar-benar harus berasal dari diri
sendiri, lingkungan merupakan satu dari sekian faktor pendukung. Kepercayaan diri bahwa kita mampu melakukan
sesuatu, meski itu hal baru sekalipun, kebahagiaan ketika mampu menyelesaikan
tugas dengan baik.
Melalui buku ini pula, seseorang dapat memahami; bagaimana sikap seseorang memberikan
pengaruh pada teman sekitarnya, setiap orang memiliki kelebihan
masing-masing, bagaimana berusaha
menjadi juru bahasa seorang ahli, memberdayakan kekuatan manusia, membuat
pekerjaan produktif, inovasi, peran manajemen, kekalahan sebagai pondasi untuk
membangun mental agar terus berlatih hingga benar-benar menjadi juara.
Selain itu, novel ini berisi petunjuk
dan pengetahuan asyik karena praktis dalam sebuah cerita panjang. Istilah-istilah
permainan bisbol pun menjadi jelas dengan adanya keterangan catatan kaki.
-
Semoga bermanfaat –
(Resensi Ini Ditulis untuk
Mengikuti Lomba Indiva Readers Chalenge 2014)
Sip, bagus banget. Semoga terpilih ya.
BalasHapus