Penulis : Deasylawati P
Penyunting : Puteri Arfan Al-Ahmady
Penerbit : Gizone Books (Kelompok Penerbit Indiva Media Kreasi)
Terbit : Cetakan Pertama, Rajab 1433 H./ Juni 2012
Ketebalan : 288 halaman
Ukuran : 14 cm x 20,5 cm
ISBN : 978-602-8277-66-2
Seorang
teman dari FLP Jatinangor membuat saya penasaran ketika bercerita karya-karya
Deasylawati. Akhirnya, saya mencari tahu dan pas sekali sedang ada promo di
Toko Buku Afra. Dari judulnya, “A Piece Of Love In Korea” saya sudah penasaran.
Meski begitu ketika mendapat novel ini kesan saya tampilannya biasa saja, tapi
isi tulisannya unik sekali.
Pada
bagian awal saya digiring mengenal Jun alias Junaedi. Nama kerennya Joon Ai
Dee. Jun bersama keluarganya dan kehidupan pribadinya sebagai seorang petugas
rental komik dan majalah, sekaligus VCD/ DVD yang diberi nama Open Book (OB).
Tentu saja selain Jun seorang mahasiswa yang enggak lulus-lulus kuliahnya.
Antara
iseng dan serius Jun mengikuti kuis tebak-tebakkan di sebuah tabloid remaja.
Pertanyaannya seputar artis Korea beserta beberapa pertanyaan tentang Korea. Isengnya
Jun beneran berhadiah ke Korea.
Berbekal
semua perlengkapan milik anggota keluarga tanpa izin (kecuali pamit melalui
selembar surat) Jun berangkat ke Korea. Jun yang pelupa memakai sandal jepit
dari Indonesia sampai ke Korea. Padahal ketika itu sedang musim dingin di Korea.
Selama di pesawat Jun bahkan muntah-muntah. Bukan hanya ini saja, tapi masalah
besarnya baru saja dimulai ketika Jun sampai Korea. Tasnya berisi dokumentasi dan
barang-barang penting hilang entah ke mana.
Cerita
yang awalnya beralur tenang, perlahan mulai bergerak berliku-liku. Menemani
perjalanan Jun di Korea sekaligus menguak masa lalu Jun dan gadis pujaannya,
seorang pemain game online 8 tahun
lalu.
Jun
menyangka kalau Freya itu adalah F1, lawannya bermain game online 8 tahun lalu.
Sekaligus pacar virtual-nya di dunia maya. Jun sempat patah hati karena Freya
menikah dengan Dafin, sahabatnya sekaligus pemilik rental OB.
Kenyataan
terkuak ketika Freya dan Dafin berada di Korea. Mereka bertemu Erin dan Jun
(setelah Jun dinyatakan hilang dan ditemukan polisi serta pihak kedubes).
Mereka bertemu satu sama lain di tempat berbeda. F1 bukanlah Freya melainkan
Erin. Ketika SMA, Erin dan Freya bersahabat. Erin sering menggunakan nama
samaran sahabatnya.
“Dan nickname
teman kamu itu di dunia maya?”
“F123
Y.” Lantas Freya nyengir cepat-cepat. “Iya sih kalau dibaca memang jadi ‘Frey’,
mirip namaku kalau ditambah ‘A’ ya?”
Percakapan
Dafin dan Freya – Hal. 251 –
Makin
memahami isi bacaaan dari awal menjelang akhir, justru cerita makin menarik
bagi saya. Semua alasan Erin menjadi pekerja di tempat hiburan, meninggalkan
Jun sendirian ketika digiring polisi ketika Jun di Korea dan masa lalu mereka
ketika SMA.
Ini
benar-benar bertolak belakang dengan perjanjian awal mereka dulu kala....
Aku
akan menunggumu hingga saatnya tiba. - Hal 281 -
- Semoga bermanfaat –
(Resensi Ini Ditulis untuk Mengikuti Lomba Indiva Readers Chalenge 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan jejak.
Akan saya respon secepatnya.
Terima kasih sudah berkunjung.