Minggu, 22 Juni 2014

Kotak Telur Asin yang Kosong (Cerpen Radar Bojonegoro)





Kalau ada yang berminat mengirim naskah cerpen anak ke Radar Bojonegoro, silakan kirim email: kenalyan@yahoo.co.id.

Ini cerpen saya yang sudah dimuat. (ada juga yang sudah diedit oleh Bapak editor yang baik. Jangan lupa biodatanya cantumkan ya. Plus alamat untuk pengiriman bukti terbit dan "special gift" dari redaksi). Selamat berkarya.




Kotak Telur Asin yang Kosong
Oleh Susanti Hara Jv

Senyum mengembang di wajah Asan, pemuda Desa Turi yang hari ini mulai bekerja. Asan bekerja di tempat Pak Jono, pemilik usaha telur asin. Tapi, pekerjaannya bukan membuat telur asin seperti pegawai lainnya. Asan bertugas mengantarkan telur asin ke tempat langganan Pak Jono.
“Sudah siap, San?” tanya Pak Jono, sambil menutup kotak kayu pengiriman telur asin, di belakang sepeda motor yang akan dikendarakan Asan.
            “Siap, Pak.”
            “Jangan lupa, surat tanda terima telur asinnya harus ditanda tangan pelanggan ya?”
            “Baik, Pak. Semua akan saya laksanakan sesuai perintah Bapak.”
            Setelah pamit, Asan mengendarai sepeda motor dengan hati-hati, mencari-cari alamat yang dituju. Hingga sampai di Restoran Nikmat Bersama, salah satu tempat yang harus dikirimi telur asin. Asan memarkir sepeda motor di halaman restoran.
Mas Mada, pelayan restoran yang sedang membersihkan halaman restoran menyambut ramah. Mereka berkenalan dan membicarakan pesanan restoran.
            “Apa semuanya beres?” tanya Mas Mada. “100 butir telur asin rebus dan 150 puluh butir telur asin panggang.”
            “Beres, Mas.” kata Asan yakin. “Mau disimpan di mana kotak-kotak telur asinnya?”
            “Masih pukul 08.00. Biasanya pengunjung datang satu jam lagi. Jadi, simpan di atas meja pengunjung dulu saja.”
            Mereka berdua menyusun 10 kotak telur asin rebus di meja pengunjung. Dan di sebelahnya, mereka menyusun 15 kotak telur asin panggang.
            “Saya periksa dulu isinya.” Mas Mada membuka kotak telur asin satu per satu.
             Asan terperanjat kaget mengamati beberapa kotak telur asin yang kurang isinya. Seharusnya, setiap kotak berisi 10 butir telur asin. Namun, ada 4 kotak telur asin rebus yang masing-masing jumlahnya 9 butir. Dan 2 kotak telur asin panggang yang masing-masing berjumlah 8 butir.
            “Kenapa banyak kotak yang jumlahnya kurang?” Kening Mas Mada mengerut. “Wah, bisa merugikan pelanggan kalau begini.”
            “Maafkan kecerobohan saya, Mas,” mohon Asan. “Tadi, saking senangnya mulai bekerja, saya malah langsung berangkat. Saya tidak memeriksa isinya sama sekali. Saya pikir semuanya pasti sudah beres. Ternyata...”
            “Oh, begitu. Lantas, bagaimana dengan kekurangan jumlah telur asin ini?”
            Asan berpikir sebentar sambil menatap kotak-kotak telur asin yang kurang. Hingga muncul ide untuk memecahkan masalah. “Begini saja, Mas. Saya lengkapi jumlah kekurangannya, 4 butir telur asin rebus dan 4 butir telur asin panggang.”
            Bergegas Asan mengambil 8 butir telur asin pengganti. Asan menyerahkannya beserta surat tanda terima pengiriman telur asin. Asan lebih berhati-hati, tidak mau kejadian kurang menyenangkan terulang lagi.
Mas Mada menandatangani surat penerimaan telur asin. Urusan di Restoran Nikmat Bersama pun selesai. Asan pamit, melanjutkan perjalanan mengirimkan telur asin ke tempat lain.
Di setiap tempat yang dikirimi telur asin, Asan selalu memeriksa kembali isi kotak telur asin. Hingga sudah sembilan tempat yang dikirimi telur asin. Semuanya masih terkendali. Setiap ada kotak telur asing yang kurang, Asan menggenapi isinya dari kotak telur asin lainnya.
Namun, di tempat pengiriman terakhir, Asan benar-benar kebingungan. Tersisa 6 kotak telur asin kosong, tanpa isi satu butir telur asin pun.
            Dengan badan lemas Asan kembali ke tempat pembuatan telur asin. Ia menghela napas berat, kebingungan bagaimana menjelaskan kotak-kotak yang kosong kepada Pak Jono. Asan sama sekali tidak ingin mengecewakan Pak Jono. Apalagi menuduhnya telah berbohong. Ia juga tidak mau ada pegawai lain yang kena imbas akibat kecerobohannya.
            Tanpa diduga, Pak Jono menyambut Asan begitu sampai di tempat pembuatan telur asin. “Syukurlah kamu sudah pulang. Saya kira terjadi apa-apa di jalan.”
            Asan berusaha tersenyum. “Ya, Pak. Memang sudah terjadi sesuatu. Ada enam kotak telur asin kosong yang saya bawa pulang.”
            Pak Jono tertawa lepas. “Mana kotak-kotak telur asin lainnya?”
            “Sudah saya antarkan ke tempat langganan. Tapi, ada beberapa kotak yang isinya kurang. Sehingga langsung saya ganti dengan telur asin dari kotak lainnya.”
            “Ya, saya tahu. Mas Mada dan pelanggan lain menelepon saya. Sebenarnya kami bekerja sama. Sebelum kamu pergi, saya mengambil beberapa telur asin dalam kotaknya. Saya ingin mengetahui bagaimana cara kerja kamu.”
            “Maafkan kecerobohan dihari pertama saya bekerja, Pak. Saya berjanji akan bekerja lebih baik lagi.”
            “Saya justru senang hari ini. Saya memiliki karyawan baru yang bisa menyelesaikan masalah di tempatnya, saat itu juga, seperti yang sudah kamu lakukan. Seharusnya saya yang meminta maaf telah menguji kamu.”
            Asan tersipu malu. Dadanya plong. Ia merasa lega sudah menyelesaikan masalah pekerjaannya. Dalam hati, pemuda itu berjanji lebih teliti lagi supaya tidak merugikan siapa pun. Termasuk merugikan dirinya sendiri.

Kamis, 19 Juni 2014

Anak Lelaki yang Hebat (Majalah Bobo))


Anak Lelaki yang Hebat
Oleh Susanti Hara Jv

Sepulang sekolah, Didi melemparkan perlengkapan sekolahnya ke sembarang tempat. Rumah Didi berantakan, mirip kapal pecah. Selesai makan, Didi pasti langsung pergi bermain.
Bu Hani, ibunya Didi, sudah ratusan kali mengeluh dan mengingatkan pentingnya kebersihan. Didi selalu mengacuhkan nasihat ibunya.
Suatu hari, Bu Nia, majikan Bu Hani, memberitahukan keinginannya kepada Bu Hani. Dan Bu Hani menyampaikannya kepada Didi.
"Didi, mulai besok, Ibu Nia meminta kamu ke rumahnya. Kamu mau, kan?" pinta Bu Hani.
"Enggak, ah," tolak Didi.
"Lo, kenapa?" Bu Hani heran.
"Nanti, Didi pasti disuruh bekerja seperti Ibu. Iya, kan?” Didi ketus. “Rugi dong. Didi nggak bisa main."
"Justru, sebaliknya. Di sana banyak mainan. Kamu cuma menemani Rendi. Mau, ya?" Bu Hani memohon.
Berat hati, Didi mengangguk setuju.
Keesokan harinya. Sepulang sekolah, di ruang tengah rumah Didi sudah ada Pak Ilham, sopir pribadi keluarga Ibu Nia.
Seenaknya saja Didi masuk rumah, tanpa mengucapkan salam. Didi melemparkan tas, sepatu, dan seragam sekolahnya di sembarang tempat.
Wajah Bu Hani merah padam, sudah siap mengomel. Saat teringat ada tamu di rumahnya, Bu Hani menahan kekesalannya. Menjaga perasaan tamu agar tidak tersinggung.
"Bu, aku sudah siap!" seru Didi.
Bu Hani dan Didi segera menaiki mobil. Pak Ilham mengendarainya sampai di rumah bertingkat tiga.
Didi mengamati seisi rumah yang baru pertama kali diinjaknya. Ia berdecak kagum. Di dalam rumah ini, tidak ada satu pun barang berantakan. Buku-buku tertata rapi di dalam lemari khusus. Hiasan dinding berjajar teratur. Pakaian menggantung pada tempatnya
"Ini pasti Didi," sapaan ramah seorang anak lelaki, sambil menjulurkan tangannya ke arah Didi. "Nama saya Rendi."
Rendi langsung mengajak Didi ke kamarnya. Aroma pengharum ruangan menyegarkan. Rasanya, Didi ingin tinggal di tempat ini. Didi meraba tempat tidur Rendi. Halus dan lembut di tangannya.
“Didi, kamu sudah makan belum?” tanya Rendi.
“Belum,” jawab Didi.
Langkah cepat, Rendi mengajak Didi menuju ruang makan. Rendi mengajak Didi melafalkan doa sebelum makan. Didi bengong. Selama ini, sebelum makan, Didi tidak pernah berdoa dulu. Selesai berdoa, keduanya menikmati sepiring nasi dan setengah mangkuk soto ayam.
"Aku selalu suka masakan Bu Hani," puji Rendi. "Nyam, nyam, enak!"
"Aku juga suka masakan Ibu," ungkap Didi.
Baru kali ini Didi menyadari, Ibunya baik sekali. Sebelum pergi bekerja, pasti sudah menyiapkan semua keperluan Didi. Tetapi, belum pernah sekalipun Didi memuji Ibunya. Didi makan sambil merenung, hingga makanannya habis.
"Kok diam saja?" ujar Rendi. "Yuk, kita main keluar."
Di luar dugaan, Rendi mencuci peralatan bekas makannya terlebih dahulu. Dengan terpaksa, Didi mengikutinya.
Selesai membereskannya, Rendi mengajak Didi menuju gudang. Suara pintu berderit mengagetkan Didi. Matanya terbelalak. Diamatinya susunan tumpukan karung berisi mainan.
Rendi meraih karung mengembung. Karung-karung di dekatnya tertarik. Dan, gudang menjadi berantakan.
Rendi memberikan dua buah pesawat mainan ke tangan Didi. "Tunggu, kita rapikan ruangan ini dulu!" seru Rendi.
“Rendi, kenapa kamu membereskannya sendiri?” tanya Didi, bingung.  “Bukankah ada Pak Ilham sama Ibu?”
"Papa bilang, anak lelaki harus hebat,” ujar Rendi, bangga. “Laki-laki itu calon pemimpin. Papa sering mengingatkan aku. Berusahalah semampunya! Kalau kita sudah tidak bisa, baru meminta bantuan orang lain."
Didi murung, teringat ayahnya yang meninggal tiga tahun lalu. Sekarang, Didi sudah kelas empat SD. Rendi beruntung masih memiliki ayah, pikir Didi.
"Sudah beres. Yuk, kita ke lapangan," ajak Rendi.
Didi mengamati sekitar lapangan. Tempatnya luas. Di pinggir lapangan ditanami pepohonan. Aneka tanaman hias tampak beragam.
"Wah, ramai sekali," ujar Didi.
"Kalau sore, anak-anak komplek selalu berkumpul. Ayo, aku kenalkan kamu sama teman-temanku." Rendi menarik pelan tangan Didi.
Hari pertama di Komplek Perumahan Elit, Didi langsung berteman dengan Rendi, sekaligus temannya Rendi. Senyum terkembang, Didi bahagia. Teman-teman barunya ramah, santun, dan mudah akrab.
Pesawat mainan remote control menabrak dinding benteng, perbatasan Komplek Perumahan Elit, dan komplek lainnya. Anak-anak di lapangan tertawa bersama. Mereka geli melihat pesawat berputar-putar di udara.
Hingga tiba saatnya Didi pulang ke rumah, keakrabannya bersama teman-teman barunya masih membayang. Senangnya, berteman dengan Rendi, pikir Didi.
Memasuki kamarnya, Didi teringat kamar Rendi. Kedua tangannya meraba tempat tidurnya.
“Ih, kasar. Banyak debu. Sumpek,” gumam Didi. Ia mengambil sapu lidi di sudut ruangan. Disapunya kasur hingga bersih.
“Ah, nyamannya. Mulai besok, aku mau merapikan seisi rumahku, ah,” janji Didi. “Aku nggak mau kalah sama Rendi. Aku mau menjadi anak lelaki yang hebat.”





Ikut Kuis Misterius dan Menang – Pengumuman Pemenang

Oke Teman-Teman, setelah melalui semedi, tapa brata, perenungan, pemikiran dan galau tiga hari tiga malam, akhirnya saya bisa juga memutuskan siapa-siapa saja yang bisa mendapatkan kiriman buku-buku serial Misteri Favorit yang saya tulis.
Terus terang, menentukan pemenang kuis ini susah bukan main karena pesertanya banyak, jawabannya bagus-bagus, lengkap, unik, ada juga yang lucu. Belum lagi begitu banyak doa, harapan dan colekan-colekan maut dialamatkan ke saya hehehe…bikin saya tambah bingung memilih-milih pemenang kuis.
Tapi keputusan harus dibuat, dan keputusan akhirnya dibuat sudah. Jawaban yang dipilih dalah yang menurut saya memberi pencerahan atau insight mengenai apa yang diinginkan pembaca dari sebuah cerita misteri. Dan terus terang saya juga coba menyeimbangkan antara jumlah pemenang anak-anak dan pemenang orang dewasa (masing-masing 3 orang). Oke, ini daftar pemenangnya:
Buku Misteri Gua Purba
  1. Onie Daulat
  2. Muhammad Rafid Nadhif Rizqullah
Buku Misteri Kota Tua
  1. Sri Yuniarti Suharmi
  2. Maheswara Rabbani
Buku Misteri Kota Topeng Angker
  1. Fatrekiesa Kartika
  2. Susanti Hara JV
Selamat ya untuk para pemenang. Silakan inbox saya untuk alamat pengirimannya.

Salam Misteri,
Yovita Siswati

Cuplikan dari jawaban-jawaban pemenang ada di bawah ini:
Onie Daulat
Aku suka karya R.L. Stine yang berkisah tentang hantu dan juga pembunuhan, seperti yang terdapat di serial-serial Goosebumps dan Fear Street. Ceritanya menegangkan, menakutkan, tapi bikin penasaran, membuatku tak bisa berhenti membacanya hingga akhir. Selepas itu, ke kamar mandi pun minta ditemani, gara-gara masih terbawa sensasi merinding dari cerita. Walau terkadang rasanya sadis sekali dan tidak termakan nalar, hehe.
Aku suka kisah-kisah misteri detektif petualangan karya Enid Blyton, seperti Empat Serangkai, Lima Sekawan, dll. Rasanya seruuu, seolah kita ikut berpetualang dan memecahkan misteri-misteri yang sedang dihadapi para tokoh. Cerita-cerita Enid Blyton membuat wawasan kita bertambah, tidak sekedar menegangkan, atau sekedar penasaran. Nilainya terasa lebih, kita jadi ikut pinter.
So, jika disuruh memilih cerita misteri seperti apa yang paling disukai, aku lebih suka misterinya Enid Blyton.
Dari ketiga judul buku, mana yang paling membangkitkan minat bacamu?
MISTERI GUA PURBA.
Aku penasaran banget sama buku ini (sebenernya ke tiga buku, sih, hihi … kemaruk). Setelah sedikit survei dan tahu settingnya Yogyakarta, tidak ragu lagi, aku pilih buku ini. Kenapa? Aku suka banget segala hal tentang Yogyakarta, apalagi sampai detik ini Yogya masih duduk manis dalam daftar mimpi ngebolangku, hehe. Sepertinya lewat buku ini aku bisa memacu adrenalin berpetualang keliling Yogya. Seperti apa gua purda yang dimaksud dalam buku ini? Kabarnya cerita-cerita Kak Yovita selalu mengangkat unsur sejarah dari daerah yang menjadi latar belakang cerita. Aih, makin cocok hatiku jatuh pada buku ini.
Jika lewat karya Enid Blyton kita diajak berpetualang di luar negeri, karya Yovita Siswati sepertinya akan membuat kita belajar sejarah daerah-daerah di negeri sendiri dengan cara yang menyenangkan. Tak sabar pengen punya buku ini!

Muhammad Rafid Nadhif Rizqullah
1) Misteri yang aku suka itu misteri special. Apa itu? Misteri plus banget, alias misteri yang ada horornya,misteri bercampur fantasi,enggak cepat bosan, dan lainnya. Wah, apalagi disetiap lembarnya membuat para pembaca menimbulkan tanda tanya besar. Apalagi, si cermis itu membuat para pembaca jadi detektif dadakan
2) Super duper penasaran sama buku karya kak Yovita yang berjudul “Misteri Gua Purba” . Betapa tidak? Cover menarik,ditulis oleh penulis cetar,sepertinya seru, apalagi penggalan sinopsisnya kereen. Apalagi si judul itu membuatku berteka-teki. Ada apa dengan “Gua Purba” ? Serem enggak sih? Satu lagi, buku ii juga menambah ilmu wawasan tentang Indonesia
*mau buku apa aja, yang TEBAL diantara semua buku itu,*
colek kakak penulis hebat Yovita Siswati

Sri Yuniarti Suharmi
1. Jenis cerita misteri yang paling kamu suka?
Aku sangat menyukai semua jenis cerita misteri. Tapi, yang paling aku pada bagian penyelesaian misteri itu sendiri. Aku sering baca serial misteri di majalah Bobo (sewaktu kecil dulu, tapi lupa judulnya. Hihihi, maaf mbak), bagaimana sekelompok anak yang berusaha memecahkan misteri rumah kosong namun mereka terjebak oleh komplotan pencuri yang ada di rumah kosong itu. Mereka punya cara kreatif dalam menyelesaikan masalahnya dengan memencet tombol lampu untuk memberi tanda pada tetangga dengan metode sandi morse menggunakan cahaya. Ada juga, ketika mencari pencuri yang sering masuk ke rumah penduduk. Ada satu tokoh yang mereka curigai, dengan petunjuk jejak sepatu yang ada. Mereka menjebak tokoh itu dengan berpura berbicara dengan tokoh itu di atas tanah yang sebelumnya sudah mereka basahi dengan air.
Jadi aku suka dengan cerita misteri yang penuh dengan ide-ide kreatif dalam memecahkan misterinya, mbak.
2. Dari ketiga judul buku, mana yang paling membangkitkan minat bacamu?
Misteri Kota Tua sangat membangkitkan minat bacaku, mbak. Karena aku ingin tahu bagaimana ide-ide kreatif mereka yang disertai keberaniannya dalam memecahkan misteri kota tersebut. Karena bisa jadi ada tangan jail yang memanfaatkan kota tua tersebut. Atau ada apa dengan kota tua itu hingga membuat anak-anak itu berani berpetualang di sana. Dari judulnya sudah membuat aku penasaran dengan jalan ceritanya, mbak.
Maheswara Rabbani
Pertanyaan 1:
aku paling suka sama buku-bukunya trio detektif. yang judulnya misteri mayat terbunuh, banyak percakapan. jadi ngga ngebosenin. ceritanya ada yg humor. jadi bikin ketawa, meskipun ngga banyak.
aku suka buku yg misteri, horror, komedi, dll. suka semua.
tapi paling suka sama horror dan misteri.

Pertanyaan 2:
Aku pengen banget baca buku misteri kota tua karena aku suka sesuatu yg misteri dan covernya itu serem banget ada kucing, jadi penasaran, hm..
Aku pengen juga baca misteri gua purba. aku pernah baca cerita horror yg di gua gitu, nah itu seerem bgt, aku juga jadi penasaran ceritanya sama seremnya ga sama buku lain yg pernah aku baca. hmm..
Aku pengen baca misteri kota topeng angker. karena denger kata angker udh merinding, haha.. covernya itu serem bgt.. ada org pakai topeng, wah serem..
aku pengen semua bukunya!! tapi kalo 1 juga gpp, aku ga suka pilih2 buku:D terserah judul mana aja.. semoga aku dapat.. amiiiinnn!!
Fatrekiesa Kartika
-Jenis cerita misteri yang paling aku suka:
1) Cerita tentang misteri yang selalu menyangkutpautkan pada sejarah. Karena, jadi gak percuma kita beli buku dan bukan hanya untuk baca ceritanya saja. Kita bisa mendapat ilmu langsung di buku itu, pas nih buat anak yang nilai sejarahnya kurang atau yang belum tahu banyak tentang sejarah. Baik dari dalam negeri maupun lua negeri. Boleh juga sih buat yang pinter sejarah, hitung-hitung nambah ilmu  Jadi, yaaa, aku suka cerita misteri dengan inti cerita tentang ‘sejarah’.
-Judul yang membangkitkan minat bacaku:
Misteri Kota Topeng Angker.
Karena, ‘kan Ayah Danu diculik. Nah, itu semakin buat aku penasaran siapa sih yang sebenarnya menculik Ayah Danu.  Juga harus mencari lima topeng yang kayaknya seram-seram. Waaah! Aku takut kalau topengnya hidup! Waaaa. Yang paling penting, buku ini seperti buku yang aku idamkan. Ada unsur sejarahnya dan kita bisa banyak tahu tentang topeng.
Susanty Hara Jv
1.Jenis cerita misteri apa yang paling kamu suka? Saya suka cerita misteri dari buku ketiga trilogi klasik “Shiloh” berjudul Penyelamatan karya Phyllis Reynolds Naylor. Dari judulnya saja sudah terbayang, bukan, apa isi ceritanya? Yups! Cerita yang mengisahkan persahabatan antara anak lelaki dan hewan ini berhasil mengungkapkan serangkaian peristiwa misterius. Bagai detektif cilik, Marty dan sahabatnya berhasil membongkar berbagai kasus kejahatan di Kota Friendly yang biasanya aman. Cerita misteri menegangkan, mengejutkan, akhir mengesankan, dan penyelesaian cerita yang baik tanpa ada kesan menggurui, karena alur cerita mengalir mengikuti jalan pemikiran anak-anak.
2.Dari ketiga judul buku (Misteri Kota Tua, Misteri Gua Purba, atau Misteri Kota Topeng Angker), mana yang paling membangkitkan minat bacamu?
Misteri Kota Topeng Angker sangat membuat saya penasaran hingga benar-benar ingin membacanya dan berbagi cerita. Dalam beberapa tarian di Indonesia menggunakan topeng. Saat melihat sampul belakang buku ini tampak penari lelaki berdiri dengan gagah mengenakan topeng. Jadi bertanya-tanya, apakah buku Misteri Kota Topeng Angker ini berkaitan dengan satu dari sekian tarian yang ada di Indonesia? Selain itu, sudah terbayang cerita yang seru ketika seorang anak bertualang menemukan 5 topeng kuno berwajah angker. Apalagi kisah seorang anak menyelamatkan ayahnya, tentu akan menjadi kisah teladan, kasih sayang, sekaligus kepahlawan. Modal membangun karakter bangsa bagi anak-anak sejak dini melalui bacaan menarik dan berkesan.

sumber:http://yovitasiswati.com/2014/06/18/kuis-misterius-pengumuman-pemenang/
  

Selasa, 10 Juni 2014

Gantung Pena

Gantung pena, katamu lantang
Apa?! teriakku hingga parau


Gantung pena, teriakmu lagi
Kutatap pena di genggamanku
Lalu, aku pun kebingungan sendiri

Istilah gantung merajuk hal negatif
Ke mana harus kugantung penaku?
Andai saja kugantung pena, lantas apa yang harus kulakukan?
Pena sahabat sejatiku
Teman suka duka tanpa keluhan
Telah ratusan kata per hari tertuang
Semua jasa pena

Seakan orang bodoh, aku bertanya
Ke mana harus kugantung penaku?
Dan jawabmu sederhana
Membuatku tersentak tak percaya


Kamu pelupa
Penamu punya gantungan khusus
Di lehermu pena akan lebih lekat
Tak perlu kau cari ke sana ke mari saat kau lupa menyimpannya

Ha?!?


Bandung, 11 Juni 2014
@HaraJV di kamar kecilnya

Senin, 09 Juni 2014

Tebaran Huruf N dan Z

Sejuk seakan berkaki
Menjejaki hati
Menebarkan huruf A hingga Z

Dalam pencarianku
N mendominasi
Ya, N.

Tak kau lihatkah seninya
N bagaikan Z
Meski mata awasku mampu membedakan
Mereka berdua serupa namun tak sama


N dan Z
Bagiku memukau membentuk jalan
Memberiku kabar jalan kehidupan

N...
Berawal, menanjak, menurun dan kembali ke atas
Sudah sampaikan ibadahku kepadaNya

Z...
Tak usahlah kau berpikir negatif ketika Z berujung menengok ke kiri
Bagiku, huruf terakhir itu unik
Pemberitahu benar dan salah

Berawal dari bawah, menanjak miring, dan berakhir ke kiri
Sekali lagi kutegaskan
Sebagai pembelajar keduanya sangat berarti bagiku
Pembeda makna dalam detik helaan napas kehidupanku


Bandung sebelum azan suuh
10 Juni 2014
+Susanti Hara
@HaraJV
Susanti Hara Jv

Minggu, 08 Juni 2014

Pena Baru

Riang memancar
Senada langit tengah hari awal Juni
Membawanya mengelana bersama pena baru


Keruncingan pena membawa hati lebih tajam
Peka menatap negeri dalam dua pilihan
Kampanye hitam berseliweran
Saling adu kekuatan serta kelemahan


Dan ia bergeming bersama pena baru
Ketetapannya sudah terpahat dalam benak
Laksana pena baru dari baja
Keyakinannya tak akan goyah

Di antara dua, ia memilih pemegang pena.


Bandung, 09 Juni 2014
@kamar mungil

Sabtu, 07 Juni 2014

Lomba Menulis Novel Remaja All About Teen's Life

Lomba Menulis Novel Remaja All About Teen's Life

Selasa, 20 Mei 2014



LOMBA MENULIS NOVEL REMAJA
ALL ABOUT TEEN’S LIFE
"We love stories about teenagers …”
John Green:
Dear Writers,
Kehidupan remaja enggak pernah berhenti ngasih inspirasi, ya! Cerita persahabatan, impian, pengalaman baru, bahkan … cinta. Kamu suka nulis novel remaja? Pas banget, redaksi teen@noura ajak penulis Indonesia buat ikutan kompetisi ini.
Ayo terima tantangan kami dengan baca ketentuan berikut, ya:
Ayo terima tantangan kami dengan baca ketentuan berikut, ya:
  1. Naskah ditulis oleh 1 orang penulis, belum pernah dipublikasikan atau dikirim ke redaksi mana pun, dan bukan plagiasi.
  2. Genre naskah bebas. Boleh drama, komedi, romantis, suspen, horor, maupun fantasi.
  3. Tidak memuat unsur porno, SARA, atau bahasa kasar dan kekerasan yang berlebihan.
  4. Panjang naskah 130-150 halaman A4, spasi 1.5, Times News Roman 12, margin 3-3-3-3 cm. 
  5. Naskah dikirim dalam amplop tertutup berisi:
    1. 1 eksemplar print out naskah (cetak, sudah dijilid rapi)
    2. Sinopsis lengkap naskah (maks. 3 halaman)
    3. Tentang penulis naskah (maks. 1 halaman)
    4. Formulir lomba asli yang terdapat pada buku teen@noura terbitan bulan Mei - Agustus 2014. (cek judulnya apa saja di @teennoura dan @NouraBooks)
    6.    Pada amplop pengiriman naskah, tuliskan: LOMBA MENULIS teen@noura.
  1. Naskah dikirimkan ke redaksi teen@noura di alamat: 
Noura Books (Mizan Group)
Jalan Jagakarsa Raya No. 40
RT 007/ RW 004, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12620
    8.    Naskah diterima 1 Juni 29 Agustus 2014 (cap pos).
  1. Print out naskah yang diterima panitia tidak akan dikembalikan.
  2. Naskah yang akan diterbitkan wajib melewati proses revisi dan penyuntingan.  

HADIAH
Juara 1: Rp 5.000.000,- + kontrak penerbitan + paket buku
Juara 2: Rp 3.000.000,- + kontrak penerbitan + paket buku
Juara 3: Rp 2.000.000,- + kontrak penerbitan + paket buku
12 naskah pilihan: kontrak penerbitan + paket buku
Ayo ciptakan plot cerita terbaik. Lakukan riset mendalam Menulis dengan tekun, biar impian jadi penulis terkenal tercapai!
Keep writing, dearest writers!
Redaksi teen@noura
sumber:http://nourabooks.blogspot.com/2014/05/lomba-menulis-novel-remaja-all-about.html
 

Bersatu Memandirikan Anak Luar Biasa

  Sebelum adanya pandemi COVID-19, setiap hari Selasa, mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai, peserta didik SLB B Sukapura kelas tinggi, sebu...