Sabtu, 27 Desember 2014

Resensi 101 Perempuan Berkisah : Setiap Perempuan Mempunyai Kisah Unik Tersendiri

Judul                                       : 101 Perempuan Berkisah
Penulis                                     : Deka Amalia, DKK
Disain cover                            : Winnter Melon
Layout                                     : Cipi Irawan
Percetakan                               : CV. Prameswari
Editor                                      : Dyah Rini
Penerbit                                   : Prameswari
Cetakan pertama, November 2013
Setiap perempuan pasti punya kisah berbeda, begitulah inti buku ini. Buku setebal 376 halaman ini penuh cerita berhikmah yang dapat kita petik manfaatnya. Buku ini benar-benar unik.
Dalam buku ini terdapat puisi, cerpen, opini, dan kisah inspiratif. Semuanya persembahan dari 101 perempuan yang dituangkan dengan penuh kasih. Sesuai sekali dengan jargon dalam kover depan “Terimalah persembahan cinta kami dalam 101 Perempuan Berkisah”. Kover depan dan belakangnya pun senada dan menarik. Mewakili perempuan yang sebenarnya memiliki kekuatan untuk diterbangkan dengan gambaran tangan yang sedang menerbangkan merpati penuh kebebasan.
Buku yang sudah launhing tanggal 16 November 2013 ini benar-benar unik. Kita akan menemukan 15 puisi yang mengajak kita untuk berkontemplasi, 18 opini yang benar-benar mewakili pribadi kaum hawa sebagai penulisnya, 28 cerita pendek yang menceritakan permasalah perempuan dengan berbagai latar belakang dan penyelesaian berbeda dalam setiap cerpen, serta 40 kisah inspiratif.
Sinopsis 
Atas nama cinta dan kehidupan kami member lewat tulisan yang tersebar dengan segenap rasa. Kami berbagi lewat pena yang semoga akan mengalir di sana mata air kehidupan. Lewat puisi kami berbagi rasa yang tak hanya indah namun juga pahit. Lewat cerpen kami juga buram. Lewat opini kami berbagi pikiran yang tak hanya tajam namun juga tumpul. Lewat kisah kami berbagi raga yang tak hanya bergerak namun juga terdiam.
Semoga persembahan cinta kami untuk sesame perempuan mampu memberikan setitik cahaya, meski tak mengubah dunia namun semoga memberi pendar yang akan mampu membuat kaum perempuan bangkit, berdiri dan melangkah tegap. Semoga cinta kami membuat kami kuat. Amin
Terimalah persembahan cinta kami dalam: 101 PEREMPUAN BERKISAH
puisi, cerpen, opini & kisah inspiratif

Mengurai satu per satu isi buku setebal ini akan memerlukan waktu sangat panjang dan ruang khusus, jadi saya akan mengambil satu cerita dari buku ini tanpa bermaksud untuk melebihkannya dari yang lain karena kisah inspiratif ini diambil secara acak dari sekian banyak cerita dalam buku ini.

ANAK ADOPSI, oleh Rigeng DM

Kisah yang satu ini cukup menohok dengan mengemukakan tayangan berita televisi pada bagian awalnya sebagai fakta. Kemudian dilanjutkan dengan cerita tokoh aku yang menceritakan tentang kisah temannya, Andi.
Keluarga adopsi Andi sangat menyayangi Andi tanpa pernah diketahui Andi kalau ia anak adopsi. Namun, setelah ibu adopsinya hamil dan melahirkan 3 anak perempuan, Andi menjadi anak lelaki yang sangat disayangi semua anggota keluarga adopsinya.
Tiba-tiba tokoh aku dikejutkan kabar kematian Andi di dalam mobil papanya karena over dosis. Pribadi yang dikenal baik itu nekad bunuh diri karena dipicu kejadian 2 bulan sebelumnya. Andi melihat mamanya berselingkuh di warung yang dikelolanya. Andi tak terima hingga marah. Dan terkuaklah kata-kata kasar mamanya kalau Andi bukanlah anak kandung mereka.
Andi terkejut, kecewa dan sangat tertekan, serta merasa tidak nyaman berada di dekat keluarga angkatnya. Perubahan sikap ibu angkatnya yang memusuhi menjadi pemicu utama kegundahannya. Ia pun menjadi canggung berada di dekat anggota keluarganya. Akhirnya ia merasa tidak diterima. Andi marah tetapi tidak tahu kemarahannya ditujukan kepada siapa.
Andi bukanlah pecandu narkoba tetapi akhirnya mengakhiri hidup dengan meminum obat-obatan bebas dalam jumlah banyak.
---

Cerita di atas begitu lugas, meski saya sendiri masih menyisakan tanya. Di manakah kejadiannya berlangsung? Karena ini kisah inspiratif yang berujung pada mengakhiri hidup, mungkin saya tidak akan banyak berkomentar. Tetapi jika ini cerita rekaan, tentu saya berharap cerita ini tokoh utama menemukan jalan untuk menyelesaikan masalah dengan lebih baik dan membuat kebaikan untuk semua.
Kesalahan-kesalahan huruf dan tanda baca dalam buku ini ada beberapa, meski sangat sedikit sekali dalam sekian banyak cerita.
Ketika anda membaca profil penulis di bagian belakang, mungkin semuanya sudah tak asing karena kebanyakan dari mereka memang benar-benar penulis. Sebagai penghargaan saya kepada mereka, inilah para kontributor 101 penulis perempuan:
Puisi: Deka Amalia, Elmi Wiarti, Nadrah Chino, Sry Nova, Zahra Qomara, Restia Aretha, Winarti, Syahida Qonita, Maeta Siska, Anna Rachmawardi, Meili Amalia, Ken Fitria Clois Indrawardani, Sienta Sasika Novel, Anik Indriastuti, Wulansary
Opini: Cicik Sri Winarti, Tyasti Aryandini, Dwiharyatiningsih, Kristianingsih Timbul, Maryam Jamilah, Marisa Agustina, Murtiyarini, Rina Susanti, Fay Shalamar, Izti Bunda Bumi, Chinglai Li, Kenny Sanjaya, Nita Lana Faera, Mukti Amini (Muktia Farid), Masyitah Ummu Muhammad (MuM), Edrida Pulungan, Mia Purwandari, Umi K. Miqdar
Cerpen: Pipit Setiafitri, Tammy Rahmasari, Ade Ummi Fikri, Ummu Rayhan (Liani Handayani), Tris Anova Arlim, Ifa Mutia, Mustika E. Meliasari, Elly Fia, Cahya Naurizza, Milla Tan, Naqiyyah Syam, Kasma Syahidah, Shine Fikri (Nur'aeni), Risma El Jundi, Idah Faridah, Fitri Anugerah Budiyanto, Nuri Novita (Dheavanea), El Fietry Jamilatul Insan (Fitriyani), Astuti Lia Nugraheni, Ninna Rosmina, Asri Andarini, Kunthi Hastorini, Lovina (Nda Syahdu), Wida Ariesi, Trianawati, Aini Mardiyah (Puti Salsabil), Dwee Wuryan, Aida MA
Kisah Inspiratif: Andhiny Wulansarie, Anik Soemarni, Ary Haryati Daud, Tanti Neng Amalia, Chitra Savitri, Dewi Liez, E. Kristin Ningrum, Fitri Dwirani, M.Si, Fuatuttaqwiyah El-Adiba, Gisa Elinda (Elin Dwi S), Heti Nurhaeti, Hikarima Nisa, Laili Rahmawati (Li Rachma), Lamra Gasser, Nining Sumarni, Nurul Sufitri, Phalupi Apik Herowati (PhalupiAhero), Poery, Rigeng Dwi Mulyani, RinDH, Yasinta Pritama, Sri Widiyastuti, Susan Sriyani, Tati Sumiati, Tri Sintarini, Ummu Abdillah Bintu Sholih, Waya Komala, Yulina Trihaningsih, Yulitha Rohman, Yun Eninggar, Ayuni dhiya, Yunita Herda, Dewi Ika, Echa Kare (indriasih karesa), Yas Marina, Yoza Yozie, Dewi Mafita Sari, Gheena Luvita, Repita Hadi, Dian Nafi.
            Di bagian belakang isi buku ini, selain nama penulisnya, juga dapat ditemukan sedikit keterangan tentang profil mereka.
-      Semoga Bermanfaat   -

Resensi Novel Three Angels Plus: Peliknya Persahabatan Remaja


Judul              : Three Angels Plus
Penulis            : Esi Lahur

Desain dan Ilustrasi Sampul : Eduard Iwan Mangopong
Penerbit          : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit  : 2007
Tebal buku     : 184 halaman ; 20 cm
Sinopsis

Luzina, Alia, dan Matilda bergabung dalam geng Three Angels, di SMA mereka di Blitar, meski sebetulnya kepribadian mereka beda banget.
Luzina, si cantik punya mimpi jadi model top bahkan artis yang bisa menembus ibukota. Dia memperhitungkan segalanya, mulai dari memilih teman sampai cari pacar.
Alia, si manis yang jago bahasa Inggris pindahan dari Jakarta. Saat ini dia cuma ingin mencari uang tambahan untuk membantu ibunya. Pacaran? Nanti dulu!
Matilda, si wajah pas-pasan dengan otak cemerlang. Obsesinya ingin pacaran karena tak mau disebut jomblo.
Three Angels jadi plus ketika muncul Roy, yang segitu ndeso dan jeleknya, hingga dijuluki "si Muka Azab" oleh Luzina.
Persahabatan yang awalnya manis itu jadi berantakan ketika Roy tiba-tiba suka pada salah satu angel! Lebih berantakan lagi ketika ternyata ada satu cowok lain menyeruak di antara Three Angels itu hingga semua rahasia terbongkar....
###
Luzina, Alia, Matilda bergabung dalam geng Three Angels do SMA mereka di Blitar. Sebenarnya Roy ingin bergabung dengan geng itu. Tetapi ditolak dengan alasan karena dia cowok, berwajah jelek serta sangat bodoh. Roy seringkali disuruh-suruh oleh Luzina bak seorang pembantu.
Alia, pindahan dari Jakarta karena ayahnya meninggal. Kemampuan berbahasa Inggrisnya ia manfaatkan mencari uang untuk membantu ibunya. Ia tidak ingin berpacaran. Feri yang menyukainya ditolak dengan alasan Alia ingin membantu ibunya dan tidak ingin merusak persahabatannya dengan Matilda yang sangat menyukai dengan Feri.
Matilda, pintar dan selalu ingin punya pacar untuk menghilangkan status jomblonya. Dia sangat menyukai Feri tapi Feri tidak menyukainya. Dengan terpaksa Matilda menerima Roy sebagai pacarnya. Sejak saat itu persahabatannya dengan sesama anggota geng berantakan karena Luzina tidak ingin Matilda mempunyai pacar seperti Roy. 
Roy menyadari kesalahannya merusak persahabatan. Roy meminta minta maaf kepada Luzina dan akhirnya Matilda dan Roy pun putus. Tetapi Luzina belum  memaafkan mereka. Hingga akhirnya Roy pulang kampung.

Kelebihan : 
Novel ini benar-benar asyik dengan ceritanya yang mengalir untuk remaja. Kishnya sederhana tentang kerumitan persahabatan remaja. Penyajiannya juga menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dicerna.
Bagi pembaca yang teliti, tersimpan pesan moral sekaligus menjadi untuk tidak memilah –milih teman dalam pergaulan. Kalaupun ada yang kekurangan dari mereka, seharunya tugas kita saling melengkapi.
Kekurangan : 
Berkali-kali dibuat bingung ketika membaca per bab bagian dalam novel ini. Semua karakter dalam bab mengdunakan sudut pandang “aku” sebagai tokoh, yang membuat meraba-raba tokoh siapa sih ini yang sedang diceritakan. Kalau menurut saya ada baiknya menggunakan langsung sudut pandang dengan namanya sehingga benar-benar jelas lengkap dengan karakter penokohannya.
Buku ini memang menarik, namun menjelek-jelekkan teman yang memang sudah jelek menjadi bagian yang justru harusnya menjadi bagian penulis untuk merubah keadaan bukan meneruskannya menjadi kesan yang makin jelek, apalagi mengucilkan dan memilih-milih teman untuk dijadikan satu genk. 

Resensi Novel Touché: Perjuangan 3 Orang Touché Menyelamatkan Gurunya

J
Judul                : Touché
Penulis             : Windhy Puspitadewi
Desain dan ilustrasi sampul oleh Yustisea Satyalim
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal               : 204 hlm; 20 cm
Terbit              : Mei 2011
Cetakan keempat; September 2012

Sinopsis
Selain kemampuan aneh yang bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain lewat sentuhan, Riska memiliki kehidupan normal layaknya siswi SMA biasa. Tapi semua berubah sejak kehadiran Pak Yunus, guru pengganti, dan perkenalannya dengan Indra yang dingin dan Dani si juara kelas.

Riska kemudian diberitahu bahwa dirinya adalah touché alias orang yang memiliki kemampuan melalui sentuhan, seperti halnya Indra, Dani, dan Pak Yunus sendiri. Seakan itu belum cukup mengejutkan, Pak Yunus diculik! Sebuah puisi kuno diduga merupakan kunci untuk menemukan keberadaan Pak Yunus.


Dengan kemampuan mereka, Riska, Dani, dan Indra pun berusaha memecahkan kode dalam puisi kuno tersebut dan menyelematkan guru mereka.
---
            Begitu  berkunjung ke toko buku, novel ini berhasil membuat saya penasaran dari segi judul dan juga sinopsis di belakang kovernya. Kalau dari ilustrasi kover depan sudah tergambar ini ceritanya tentang kehidupan dan hubungan di dalam dunia remaja. Dan isinya, ternyata asyik ketika membacanya, meski masih ada kekurangan yang rasanya tertawar karena kekuatan fantasi ceritanya.
            Cerita dalam novel ini bukan hanya sekedar cerita imajinasi, namun ada juga penjelasan mengenai kemampuan yang dimiliki mereka yang memiliki kelebihan diluar batas manusia biasa yang membuat kita mempercayai teori dan tokoh terkemuka dunia yang dikemukakan penulisnya.
            “Karl Friedrich May adalah touché,” kata Pak Yunus memulai. – Hal. 33-
Ide unik yang tak terpikirkan, dengan adanya 3 tokoh berkarakter yang kuat dengan latar belakang mereka, serta pembimbing seperti Pak Yunus sebagai guru mereka.

Riska, the empath, selalu memakai jaket untuk menutupi tangannya agar tidak bersentuhan dengan orang lain, karena jika ia bersentuhan akan membuatnya menyerap perasaan yang disentuhnya. Awalnya, kehidupannya normal layaknya remaja SMA. Setelah kedatangan Pak Yunus, semuanya berubah. Ia berkenalan dengan mereka yang memiliki kemampuan serupa dengannya. Riska menjadi tahu kalau ia memiliki kemampuan melalui sentuhan.
Indra, mind reader, sering menyalahkan kemampuan touché. Namun, di masa lalunya ada seorang anak perempuan yang menyebutnya superman karena membantunya hingga mampu membuatnya bertahan.
Dani, text absorber, yang menjadi juara kelas karena mampu menyerap buku yang disentuhnya.
Awalnya saya menyangka dalam buku ini karakter terpenting adalah Riska, ternyata justru Indra yang seolah-olah mengetahui ketiganya dalam pencarian Pak Yunus. Sayangnya, ada kekurangan dalam bagian ini. Mengapa para touché ini mudah terkelabui oleh tokoh yang dianggap antagonis karena sepanjang cerita sebenarnya mereka ingin menyelamatkan guru, tetapi justru kejadiannya malah perjuangan mereka menjadi terkesan aneh, meskipun sepanjang klimaks, pembaca dapat merasakan ketegangan serta kekhawatiran tokoh-tokohnya.
Seperti cerita remaja pada umumnya yang tak pernah lepas dengan cinta, cerita dalam buku ini pun dibumbui dengan kisah cinta Riska dan Indra hingga ending. Kejutan dalam ending menjadi bagian menarik karena berhubungan dengan kemampuan mereka.
Bahasa dalam buku khas remaja ini sangat ringan, mengalir, juga halus. Pesan dalam buku ini juga begitu halus untuk saling tolong menolong, dan menjaga utuh satu kesatuan dalam persahabatan
-          Semoga bermanfaat-

Selasa, 23 Desember 2014

Resensi “Sepak Terjang 10 Penjahat Wanita Legendaris Di Dunia”: Di Balik Pribadi Seorang Wanita


Judul              : Resensi Sepak Terjang 10 Penjahat Wanita Legendaris Di Dunia 

Penulis          : Merry Magdalena
Editor              : Anjelita Noverina
Penata Isi      : Baskom Studio
Desain Kover: Baskom Studio
Penerbit         : Grasindo
Tahun Terbit : 2014
Halaman        : 200 Halaman

            Satu hal yang membuat saya memilih buku ini karena penasaran dengan kejahatan para wanita di dunia ini. Dan kepenasaran saya terjawab mengapa para wanita ini melegenda dengan kejahatannya. Tersimpan harapan dalam diri saya, semoga kita terhindar dari kejahatan ataupun menjadi orang yang jahat. Hehe.
            Dari 10 wanita ini, saya menyoroti Griselda Blanco, Sang Godmather Kokain. Lahir di Cartagena, Kolombia, 18 Februari 1943. Catatan kriminalnya sebagai penyelundup obat bius.
            Diusia 69 tahun di depan toko daging di Medellin, kota besar kedua di Kolombia, Griselda Blanco yang terkenal dengan segudang julukan; “La Madrina”, “Godmother”, “Black Widow”, “Cocaine Cowgirl” atau “Queenpin” tertembak pada 3 September 2012.
            Selain bertanggungjawab atas pengiriman berton-ton kokain dari Kolombia ke Amerika Serikat, wanita bertubuh subur ini juga terlibat menghilangkan nyawa lebih dari 250 orang di Kolombia, Florida, New York, dan California. (Masya Allah, saya sungguh-sungguh terhenyak dengan sepak terjang wanita yang satu ini). Meski menurut kerabatnya, dimasa-masa terakhir hidup Griselda sudah tidak lagi berhubungan dengan dunia kriminal. Melainkan sekadar menjalankan bisnisnya sendiri di kota kelahirannya, Medellin. Di kota itu juga dulu Griselda mempunyai toko khusus yang menerima desain bra dan pakaian dalam wanita yang sengaja dibuat untuk menyelundupkan kokain.
            Griselda dikenal sebagai wanita haus darah. Tak terhitung banyak nyawa melayang akibat perbuatannya ata perintahnya. Salah satunya adalah suaminya sendiri. Tiga suami Griselda tewas di tangannya. Tiga dari empat anaknya pun menemui ajal akaibat ikut aktif dalam “bisnis keluarga” berbahaya itu. Cara bagaimana Griselda tewas pun sama dengan teknik pembunuhan yang biasa dijalankannya di masa lalu, yaitu membombardir target dengan peluru dari atas motor.
            Sepintas lalu, Griselda tak berbeda dengan kebanyakan ibu lainnya, bertubuh gemuk, raut wajah keibuan, dan dandanan sedikit menor. Pembedanya adalah karier yang digeluti,serta tentu saja pengalamannya di dunia kriminal sebagai anggota utama Madellin Cartel, sekaligus mentor bagi Pablo Escobar, pedagang kokain nomor satu asal Kolombia yang disegani. Tak heran apabila Griselda punya banyak nama samaran yang menegaskan betapa pengaruhnya begitu kuat di bisnis obat bius, salah satunya “Queen of Narco-Trafficking”.
            Masa lalu Griselda memang cukup kelam. Ayahnya, Senor Blanco dan ibunya seorang pelayan Senor yang dihamili ayahnya melahirkan secara diam-diam. Dengan segala keberanian, Ana, ibunya Griselda membawa bayinya ke rumah majikannya dan dibawa ke hadapan ayah biologisnya, dengan harapan diakui sebagai anak resmi.
            Tanggapan ayahnya kala itu dingin, masuk rumah, lalu keluar lagi membawa beberapa lembar peso, diselipkan uang itu ke tangan Ana, dan menyuruhnya pergi.
            Di usia 2 tahun Griselda dianggap sudah cukup umur untuk mencari nafkah. Ana mengajaknya ke jalanan seraya berteriak memelas. Setiap Griselda menolak, Ana memukulnya sampai menangis dan lebih mengundang belas kasihan. Bocah itu tumbuh penuh siksaan, makian, tanpa pernah dibelikan mainan atau baju baru. Anak-anak Ana lain juga diperlakukan sama, dipaksa mengemis dan mencari nafkah di jalanan. Mereka berpindah-pindah kota, sementara Ana berganti-ganti pasangan. Setiap kali Ana melahirkan bayi, kekasihnya pergi. Ana dan anak-anaknya hidup di kamar sewa, tanpa privasi.
            Tumbuh semakin besar, Griselda berusaha menyenangkan hati ibunya, berusaha agar tidak dipukul lai dan ingin dicintai. Dengan segala cara, ia memperbaiki teknik mengemis. Usahanya sia-sia, sebab Ana tetap memukulinya seolah sebagai pelampiasan segala masalah hidupnya.
            Suatu kali Ana pergi, Griselda berjalan keliling kota menemukan banyak rumah indah dan mobil mewah milik keluarga kelas atas, dilengkapi penjaga, serta pagar yang rapat, melindungi pemiliknya dari orang asing. Sejak itu, Griselda kecil berfantasi, “Mengapa aku tidak bisa mengalami hidup seperti mereka? Bagaimana caranya?”. Saat itu semua nampak mustahil.
            Pergaulan liar Griselda menjerumuskannya terjun ke dunia kriminal. Saya tak percaya membaca semua catatan kriminal Griselda, ternyata sejak ke-11, ia dan temannya menculik anak lelaki dari keluarga kaya untuk meminta tebusan. Selanjutnya, ia melacurkan diri. Di usia 20 tahun menikah kemudian memiliki 3 anak. Selain sebagai ibu rumah tangga, ia ikut serta dalam bisnis ilegal suaminya sebagai perantara obat bius kelompok tersohor di Medellin. Dalam waktu singkat ia sudah dikenal sebagai Ratu Obat Bius asal Kolombia. Kejatannya terus berkembang. Bunuh membunuh antar geng menjadi hal biasa.
Griselda menemukan teknik “Motorcycle Assassin” di mana pembunuh membonceng di sebuah motor, sembari menembaki target dengan senapan mesin sembari motor terus melaju. Ironisnya, dengan cara ini pulalah Griselda terbunuh.
Pada bagian ini juga dilengkapi dengan bagian Griselda sebagai seorang Mama Mafia yang selalu haus darah, perkembangan pesat bisnisnya, hidupnya yang gila-gilaan, dan kemudian dapat tertangkap dengan mudah.
Lebih menakjubkan lagi, ternyata pada bagian ini masih ada daftar 10 gangster mafia legendaris lainnya yang terkenal sebagai “The Godmother” yang berarti gembong mafia wanita.
Membaca buku ini, saya diingatkan kembali untuk selalu berbuat baik, berhati-hati dalam menjalani kehidupan karena kalau salah pergaulan bisa saja menjerumuskan ke dalam jurang kehancuran. Selain itu di balik pribadi seorang wanita yang terkenal akan kehalusan dan kelembutannya, tersimpan kekuatan yang dahsyat untuk dipergunakannya kala dalam masalah.
-       Semoga bermanfaat –

Resensi Novel Apple Wish: Antara Cinta Remaja Dan Cita-cita Mereka


Judul                           : Apple Wish
Penulis                         : Alfian Daniear

Penyunting                  : Amida Nurrahmi
Perancang Sampul       : Teguh Tri Erdyan
Penata Letak               : Aldy Akbar
Penerbit                       : Ice Cube
Terbit                           : April, 2014
Tebal                           : viii + 192 hlm., 13X19 cm.
ISBN                           : 978-979-91-0709-1

Sinopsis : 

“Lihat!” Nathan mengangkat apel yang sudah tergigit itu ke depan wajah Yourissa.
“Kayak gini, nih, gambaran hati lo sekarang. Soak. Nggak usah ngelak. Gue tahu, kok.”
Yourissa menunduk. “Sorry. Aku mau pergi dulu.”

Nathan, penulis amatiran yang berprinsip anti-pacaran dan nilai sekolahnya berantakan. Yourissa, calon atlet bulu tangkis muda yang baru kehilangan cinta sekaligus gagal jadi juara. Takdir mempertemukan keduanya ratusan kilometer jauhnya dari kota asal mereka. Insiden berebut stop kontak mengawali perjumpaan Nathan dan Yourissa yang punya karakter bagai langit dan bumi. Siapa sangka, keduanya justru saling bantu menemukan jalan kembali menuju mimpi masing-masing. Saat cita-cita mereka terasa semakin dekat, Nathan dan Yourissa harus memilih, tetap melangkah mengejar mimpi atau putar arah mengikuti rasa yang diam-diam tumbuh tanpa permisi.


***

            Pada bagian awal ketika membaca prolog, saya kira novel ini akan menceritakan tentang Yourissa. Namun, begitu membuka bab pertama, cerita mengarah tentang Nathan dan impiannya menjadi penulis yang mendapat tentangan dari ayahnya.
            Nathan, mempunyai impian besar, bertekad menjadi penulis novel fantasi yang menembus #1 New York Times Best Seller. Baginya, menulis lebih penting daripada sekolah. Berbeda dengan pendapat orangtuanya yang menomorsatukan bangku sekolah.
            Saat liburan tiba, notebook milik Nathan rusak dan membuatnya tak bisa menyelesaikan naskah tulisannya. Akhirnya ia pergi berlibur ke Malang untuk menyelesaikan tulisannya dan menghindari omelan orangtuanya.
            Di Malang, Nathan bertemu Yourissa. Yourissa yang malang karena saat pertandingan penting untuknya, ia malah putus dari pacarnya. Dan kalah dalam pertandingan. Bertekad melupakan mantan pacarnya, Yourissa pergi ke kota yang sama dengan Nathan.
Di kota Malang inilah mereka menjalani cerita yang perlahan membuka cerita mereka masing-masing dan menumbukan rasa di hati mereka. Mereka saling menyemangati untuk terus mengejar impian.
Berkat kebersamaannya dengan Yourissa, Nathan dapat menyelesaikan naskah novelnya untuk sebuah perlombaan. Begitupun dengan Yourissa yang mendadak mendapat telepon dari pelatihnya di klub untuk mengikuti seleksi masuk pelatnas junior. (Bagian ini membuat saya merasa seakan ini cerita sisipan dadakan karena sebelumnya tidak ada gambaran tentang hal ini. Tahu-tahu kisah ini ada.)
Namun, novel yang secara halus berpesan untuk tetap memperjuangkan impian ini, menanamkan keyakinan kepada pembacanya untuk berusaha terus dan tidak menyerah atau putus asa sebelum impian dapat diraih, merupakan novel yang asyik dan menarik untuk dibaca remaja karena ceritanya yang ringan, sederhana, namun memiliki beberapa quote yang bisa menancapkan keyakinan untuk pembaca remaja.
Jika kamu punya mimpi jangan pernah takut untuk mengucapkannya. Yakini itu selalu.” - Hal.165 -

Resensi Novel We Quit Us: Masih Cinta Ataukah Hanya Cemburu?


Judul                            : We Quit Us
Pengarang                   : Ria Destriana

Penyunting                  : Nilam Suri
Perancang Sampul       : Dwi Anisa Anindhika
Penata Letak Isi           : Aldy Akbar
ISBN                            : 978-979-91-0697-1

Ukuran                         : 216 hlm., 13X19 cm
Cetakan Pertama          : Maret 2014
Penerbit                       : Ice Cube (Imprint Kepustakaan Populer Gramedia )


Sinopsis
“Kenapa? Bukannya dia suka sama kamu? Aku bisa tahu dari cara dia melihat kamu.”
“Iya. Dia suka sama aku. Tapi dia tahu kalau aku lebih suka sama kamu….”

Sara dan Ryan. Dua orang yang saling menyayangi ini memutuskan untuk berpisah karena sering bertengkar. Mereka mengira semua akan berjalan baik-baik saja. Tidak ada drama putus cinta yang akan mengikuti kehidupan sehari-hari mereka.
Sampai suatu hari, ketika Sara menggandeng Bona, cowok cakep sekolah sebelah, di depan Ryan. Ryan marah, tidak terima kalau Sara sudah bisa melupakan dirinya. Dia pun memutuskan pacaran dengan murid baru yang imut dan cantik, Lala.
Aksi pamer kemesraan pun mewarnai kehidupan sekolah mereka. Tidak ada yang mau mengalah, mereka saling menyerang. Ryan yang selalu terlihat bareng Lala dan Sara yang selalu diantar jemput oleh Bona.
Namun, entah mengapa ketika malam hari tiba rasa rindu pun ikut menyergap…
--
Salah satu Seri Bluestroberi Ice Cube Publisher, lini remaja dari Penerbit KPG ini berhasil membuat saya terkagum-kagum dengan penulis muda zaman sekarang. Betapa pandainya mereka merangkai cerita dan kata sesuai usia dan masa kehidupan mereka.
Cerita tentang perjuangan dua remaja untuk move on dari mantan kekasihnya ini akhirnya menimbulkan konflik demi konflik secara beruntun.
Sara mau saja untuk mengenal Bona lebih jauh. Bona yang merupakan anak sekolah dari sekolah sebelah ini diperkenalkan oleh Naya, teman sekolah Sara. Naya dan Sara menganggap Bona berbeda jauh dengan Ryan. Bona digambarkan sebagai seorang lelaki remaja yang serba sempurna dan idaman para gadis. Menurut Sara, Bona kapten basket sekolahnya yang menarik dan imut.
Sedangkan Ryan biasa saja dan sering membuat Sara marah. Begitu usai membaca novel ini, barulah saya tahu kalau mereka berdua marahan itu karena sering berprasangka buruk kepada lawan jenisnya tanpa konfirmasi terlebih dahulu langsung marah-marah.
Ryan yang melihat kedekatan Sara dengan Bona merasa cemburu.
Ito dan Andi berusaha menunjukkan gadis-gadis cantik kepada Ryan, namun sama sekali tidak tertarik. Hingga muncullah tokoh Lala sebagai pacar baru Ryan di sekolah.
Ketika Ryan dan sahabatnya berada di cafe, munculah Sara dan Bona. Ketegangan antara Sara dan Ryan memuncak. Membukakan mata mereka untuk balikan seperti dulu.
Kenyataan yang mereka dapati setelah putus nyambung ini begitu berbeda. Membuat mereka harus introspeksi, benarkah mereka masih saling mencintai atau mereka selalu bersitegang karena cemburu?
Ada hal yang membuat saya merasa janggal menjelang bagian akhir karena kurang terbangun dari awal. Ketika Ryan lupa akan janjinya jalan-jalan bersama Sara. Ini terasa dadakan, karena sedari awal hingga ke tengah cerita, sama sekali tidak digambarkan kalau Ryan penyuka game hingga sering melalaikan waktu.
Dan ada lagi salah nama pada karakter cerita pada dua halaman. Dan menurut penulis yang saya kenal di dunia maya, hal seperti ini sangatlah berbahaya. Bukan hanya typo tapi spasinya juga kurang menjorok, seakan pengaturannya kurant teliti.
Kutipan ini halaman 132:
“Ada apa, La?” sambut Ryan dari depan pagar rumahnya. “Tumben main ke rumah malam-malam begini.”
            Ryan mngajak Sara masuk dan duduk di bangku teras. “Kamu mau minum apa?”
            “Thanks, Yan. Aku cuma sebentar,” tolak Lala.
            Dan pada halaman 191, percakapan Sara dengan Ryan, Sara berganti menjadi Sari.
Terlepas dari hal tersebut, cerita ringan ini menarik dengan kekhasan tersendiri. Setiap di bawah hujan, kedua tokoh ini memiliki cerita yang mengiringi kehidupan mereka berdua.

Resensi Novel Ciuman Di Bawah Hujan: Antara Politik, Cinta, Dan Kekuasaan


Judul              :  Ciuman Di Bawah Hujan
Penulis           : Lan Fang
Desain & ilustrasi sampul: Eduard Iwan Mangopang
Penerbit         : Gramedia Pustaka Utama
Terbit             : Maret 2010
Tebal              : 360 hlm; 20 cm
ISBN               : 978-979-22-5528-7
Sinopsis:
Politisi identik dengan orang-orang ambisius dalam meraih kekuasaan. Tidak jarang dengan menghalalkan segala cara. Tetapi Yukio Hatoyama, perdana menteri Jepang yang mulai menjabat 16 September 2009 mempublikasikan filsafat yang sulit dipahami apalagi diterapkan, yaitu: politik itu cinta. 
Mungkinkah?
Novel ini bercerita tentang Ari, politisi bermata matahari yang tidak pernah mampu menangkap asap. Juga tentang Rafi, politisi berkaki angin yang terjebak basah gerimis. Dan tentang Fung Lin yang menantikan laki-laki yang akan menciumnya di bawah hujan. 
Dengan rasa setia kawan, tanggung jawab, pengorbanan, kerinduan dan pengharapan, Ciuman di Bawah Hujan menerabas dunia politik, dunia tanpa ampun itu.
Review:
Saya sangat suka ketika membaca bagian awal buku ini. Pada bagian Bebuka, ada ungkapan-ungkapan dan beberapa referensi tentang sisi psikologis. Saya seakan merasa penulis sedang kondisi “galau”. Dan berusaha mengenyahkan kegalauannya dengan menulis.
Maka saya berusaha menyelamatkan diri dari sakit yang bertumpuk dengan cara menulis. Saya menggali semua inti diri dan mengumpulkan orang-orang luar biasa:...
... saya menulis terus tanpa memedulikan apakah saya menulis dengan sadar atau tidak sadar. Sampai ketika semuanya terangkum dalam Ciuman di Bawah Hujan, saya sendiri tidak bisa lagi membedakan yang mana kejadian dan tokoh-tokoh saya yang fakta atau yang fiktif. - hal 8
Hampir tak percaya ketika membaca status teman di FB kalau penulis ini sudah meninggal, 25 Desember 2011 di RS Mount Elizabeth Singapore sehingga Novel Ciuman di Bawah Hujan menjadi karya terakhir kepenulisannya. Dalam usia 41 tahun harus menghembuskan napas terakhir di alam fana ini karena kanker hati.
Menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya untuk menulis review buku dari penulis yang telah menulis puluhan cerpen, buku anak, dan 9 novel yang diterbitkan penerbit-penerbit besar Indonesia. Apalagi saya pernah membaca cerpen berjudul Festival Topeng, karya Lan Fang yang membuat terpesona. Balutan kisah politik yang super apik dalam sebuah cerpen. Saya seakan menikmati suguhan cerita kehidupan sehari-hari tentang seorang perempuan yang mempunyai ambisi menjadi orang kaya, padahal nyatanya cerpen tersebut merupakan kisah politik.
Ciuman Di Bawah Hujan ditulis Lan Fang dengan sepenuh jiwa. Sebuah novel poilitik berbalutkan kisah roman tentang kisah cinta Fung Ling, gadis Tionghoa yang berprofesi sebagai jurnalis yang menantikan laki-laki yang akan menciumnya di bawah hujan.
Awalnya saya terkecoh dengan kedekatan Fung Lin sebagai tokoh utama dengan Ari sebagai anggota dewan. Saya kira sepanjang cerita akan bercerita kisah cinta mereka berdua. Ternyata, ceritanya lompat-lompat. Fung Lin sering teringat kebersamaanya dengan Anto, teman semasa kuliah dulu. Fung Lin sendiri tidak bisa menuntaskan kuliahnya karena ada musibah yang melanda keluarganya.
Kedekatannya dengan Ari membawa Fung Lin berkenalan dengan Rafi seorang anggota DPR. Kisah asmara mereka berdua unik sekali. Pembaca diajak untuk benar-benar mengenal tokoh Fung Lin sebagai pengkhayal.
Jujur, awalnya saya bingung ketika tikus-tikus yang sudah mati hidup kembali. Sekaligus salut dengan kehadiran Rafi yang seakan menyaksikan apa yang ada di hadapan Fung Lin. Saya kemudian berpikir, mungkin ini ceritanya filosofis dari kehidupan dunia politik. Saya masih menebak-nebak maksud dari bagian ini. Meski saya sendiri menggambarkannya sebagai kehidupan politikus yang setelah usai masa jabatannya bisa kembali menjabat andai terpilih. Dan perilaku mereka, mungkin digambarkan dengan tikus. Bangkit lagi dengan kekuasaan baru yang dapat menghidupkan sesuatu yang sudah “mati”, kemudian menggerakkannya kembali dengan kekuasaan yang mereka miliki.
Di novel ini Ari dan Rafi sama-sama menerabas dunia politik. Lan Fang cergas memasukkan realitas politik mengenai perilaku maupun kinerja anggota dewan. Lan Fang membuat tokoh-tokohnya benar-benar hidup karena ada beberapa bab yang terasa lompat-lompat menceritakan masing-masing tokoh.
Novel ini istimewa karena novel pertama yang saya baca tentang politik, cinta, dan kekuasaan yang dimiliki seorang anggota dewan secara tidak langsung. Memerlukan perenungan tersendiri untuk menikmati novel ini. Sebagai novel roman, penulis berhasil menghidupkan keadaan sekitar dengan kata-kata puitis menjadi satu kesatuan yang utuh membentuk kisah cinta dalam dunia politik.
Novel fiksi dewasa yang ke sembilan ini, seakan menggambarkan akhir perjuangan tokoh yang sungguh-sungguh ingin mencapai angka yang dipercayainya sebagai angka puncak dengan harapan, semoga menulis akan menjadi cara berkarya untuk keabadian. Dan harapannya terwujud. Tanggal 25 Desember 2011, beliau meninggal namun harapannya terwujud. Buku yang saya review ini menjadi satu buktinya.
-Doa yang terbaik untukmu di sana, duhai penulis yang berhasil mewujudkan impiannya.

Bersatu Memandirikan Anak Luar Biasa

  Sebelum adanya pandemi COVID-19, setiap hari Selasa, mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai, peserta didik SLB B Sukapura kelas tinggi, sebu...