Jumat, 29 Agustus 2014

Peran Serta Ikapi dalam Memajukan Dunia Pendidikan


Tema Lomba Blog #PameranBukuBdg2014 bersama IKAPI Jabar dan Syamil Quran hari ke-5, langsung mengingatkan saya akan kebersamaan dengan seorang teman dan sebuah buku “Apa dan Bagaimana Menerbitkan Buku: Sebuah Pengalaman Bersama Ikapi”, karya Bambang Trim. 

Ketika saya membawa buku tersebut, mengobrol dengannya, ternyata teman saya itu tidak tahu apa itu Ikapi? Entah mengapa saya ingin sekali menghadiahkan buku tersebut. Uniknya, ketika mengikuti suatu kegiatan kepenulisan, saya kembali mendapatkan buku “Apa dan Bagaimana Menerbitkan Buku: Sebuah Pengalaman Bersama Ikapi” sebagai hadiah.
Dalam buku bersampul sederhana ini lengkap tersaji: selayang pandang dunia penerbitan buku Indonesia yang diawali dengan kelahiran Ikapi, memahami buku dan jenis-jenis buku, bagaimana mendirikan penerbitan buku, jejaring industri kreatif penerbitan buku, mengintip bilik editorial, mengintip bilik pemasaran, memasuki era penerbitan digital, menjadi anggota Ikapi, masa depan buku dan buku masa depan. Hal paling menarik pada bagian belakang kover buku berupa tulisan, “IKAPI 1950-2012, Kreativitas Tiada Henti”. Ya, saya mendapatkan buku ini tahun 2012.
Hari inipun (Jumat, 29 Agustus 2013), saat sore hari saya bertanya kepada beberapa teman yang bukan penulis, bukan “pembaca buku aktif” atau cukup dekat dengan buku dalam kesehariannya. Pertanyaan saya sederhana untuk menuntaskan kepenasaran, apakah mereka tahu tentang IKAPI?
Jawabannya beragam dan membuat saya tersenyum miris. Ternyata masih banyak yang belum tahu IKAPI, padahal mereka lulusan Sarjana. Mereka pikir, IKAPI itu semacam Ikatan Per-peran, salah satunya Ikatana Perdagangan dan lainnya. Padahal, menurut saya pribadi, IKAPI cukup akrab di telinga karena sering mengadakan even pameran buku, setidaknya itu yang saya tahu saat ini. Tentunya ketidaktahuan masyarakat lebih luas tentang Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) yang merupakan satu-satunya organisasi penerbit buku Indonesia, menjadi peninjauan ke dalam organisasi itu sendiri, sekaligus tantangan untuk terus mensosialisasikan keorganisasiannya kepada masyarakat luas.
Peran serta Ikapi sebagai Ikatan Penerbit Indonesia, menurut saya sebetulnya sudah cukup baik. Dengan menjadi wadah bagi para penerbit yang memiliki satu kesamaan visi dan misi, yaitu memajukan perbukuan nasional untuk mendukung proses pencerdasan bangsa. Ikapi sendiri memiliki visi yang ideal.
Visi Ikapi adalah menjadikan industri penerbitan buku Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan dapat berkiprah di pasar Internasional. (Apa dan Bagaimana Menerbitkan Buku: Sebuah Pengalaman Bersama Ikapi, karya Bambang Trim. Halaman 162)
Menurut saya, visi tersebut sudah terlaksana. Gencarnya Ikapi bekerja sama dengan para penerbit mengadakan pameran buku di Indonesia, hingga terlibat dalam aktivitas perbukuan secara internasioal dengan mengikuti pameran buku terbesar di dunia, Frankfrut Book Fair, serta juga berbagai pameran regional di Asean, termasuk mulai dirintisnya kerja sama pameran di Timur Tengah, sudah mewakili visi Ikapi sebagai wadah penerbit buku.
Namun, masih tetap saja ada yang belum mengenal Ikapi. Hingga menurut saya Ikapi harus terus gencar berperan serta dalam kehidupan masyarakat secara luas. Peran serta Ikapi dalam mengembangkan dunia baca tulis, misalnya. Selama ini saya belum pernah mendengar adanya Ikapi goes to school. Padahal sekolah adalah pengguna buku terbanyak dalam kehidupan masyarakat di dunia bagian manapun. Selain itu belum pernah juga saya mendengar atau melihat, dan merasakan langsung jajaran pengurus Ikapi sedang mensosialisasikan organisasinya di masyarakat. Rasanya, hampir belum pernah juga melihat pengurusnya mensosialisasikan Ikapi di media televisi. 
(Antusiasme anak-anak dalam membaca buku, meski mereka belum mengenal Ikapi.)
Andai saya menjadi pengurus Ikapi, sebagai organisasi Ikatan Penerbit Indonesia, mungkin saya akan melakukan reformasi sederhana untuk mengembangkan dunia baca tulis di Indonesia. Meski sederhana namun mungkin bisa memberikan efek yang cukup tinggi bagi masyarakat umum yang luas dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Reformasi sederhana saya, salah satunya meminta kerja sama para penerbit untuk mensosialisasikan organisasi Ikapi. Bersama para penerbit meningkatkan jejaring kemitraan untuk goes to school. Baik itu Ikapi ke sekolah mulai dari tingkat Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP) hingga perguruan tinggi. Dalam kegiatan Ikapi goes to school, diadakan acara sosialisasi Ikapi yang menarik disertai hadiah buku atau hadiah lainnya yang mengingatkan akan pentingnya buku. Acara sederhana, berupa aneka perlombaan membaca, menulis, resensi, story telling, dan aneka kegiatan menarik lainnya yang berkaitan dengan Ikapi dan dunia perbukuan.
Dan hal yang tidak boleh dilupakan adalah masyarakat umum, mulai dari tingkat Rukun Warga (RW) hingga meluas ke pemerintahan. Dari kegiatan sederhana itu, harapannya kelak akan terbentuk rangkaian mata rantai yang kokoh dan saling menyatukan satu sama lainnya. Secara tidak langsung, Ikapi sudah berperan serta dalam memajukan dunia pendidikan, sekaligus mencerdaskan kehidupan bangsa.
Mari, kita lebih memajukan perbukuan dan penerbitan Indonesia secara luas. Hingga masyarakat dari golongan bawah pun mengenal Ikapi sebagai Ikatan Penerbit Indonesia.
Semoga  bermanfaat.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Parade Ngeblog IKAPI Jabar & Syaamil Quran   #PameranBukuBdg2014

8 komentar:

  1. Keberadaan IKAPI memang sudah selayaknya menjadi tempat bernaung para penerbit... semoga IKAPI kedepannya semakin maju ya Mbak... met ngontes semoga sukses ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengaminkan harapan dan doa, Mbak Rita. Terima kasih. :)

      Hapus
  2. Ikapi goes to school. Bagus juga tuh idenya ^^

    BalasHapus
  3. sepakat dengan komen Mbk Yas, bagus tuh IKAPI go to school.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhheee. Iya, kelak penulisnya pun akan menikmati keberuntungan secara tidak langsung dengan adanya Ikapi goes to school. Namanya, kan, ada di bukunya. Sukses ya. Terima kasih.:)

      Hapus

Silakan tinggalkan jejak.
Akan saya respon secepatnya.
Terima kasih sudah berkunjung.

Bersatu Memandirikan Anak Luar Biasa

  Sebelum adanya pandemi COVID-19, setiap hari Selasa, mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai, peserta didik SLB B Sukapura kelas tinggi, sebu...