Film
ini merupakan salah satu film yang begitu sederhana dari segi cerita namun begitu
jelas menggambarkan kompleksitas kehidupan orang-orang pinggiran. Sederhana dalam
hal keinginan si anak mewujudkan impian, ruwet sesuai kenyataan hidup bahkan
kehidupan orang kaya sekalipun.
Dalam
film ini penggambarannya memang sangat berimbang. Masalah bukan hanya milik
orang pinggiran atau mereka yang miskin saja. Tetapi masalah milik siapapun. Tinggal
bagaimana kita menyikapi kehidupan dan berusaha mencari solusi untuk dapat
menyelesaikannya.
Alasannya
si anak dalam film ini untuk memiliki jendela tergambar sangat jelas. Pembelajaran
untuk kehidupan kita. Tak peduli anak-anak maupun dewasa. Unik memang karena
seorang anak kecil imajinasinya lebih liar dari orang dewasa.
Waktu kecil saya memiliki impian
punya rumah dengan genting kaca sehingga apabila malam hari bisa melihat
bintang, bulan, dan benda langit lainnya. Ternyata oh ternyata, impian yang
begitu sederhana membawa kita pada banyak hal. Dalam film ini saja, misalnya. Impian
seorang anak untuk memiliki rumah sederhana yang ada jendelanya membawa pada
perjuangan panjang sekaligus kebahagiaannya. Tak sesederhana dugaan lho rumah
dengan jendelanya terwujud. Ada masalah timbul sebagai kejutan dalam film ini. Saya
yang baru pertama kali menontonnya tak menyangka akan mendapatkan kejutan demi
kejutan sebagai hikmah kehidupan. Film ini benar-benar terasa menggambarkan
kehidupan dua sisi: sisi orang di daerah kekurangan dengan masalahnya dan sisi
keluarga serba berlimpah dengan masalahnya tersendiri. Penyelesaian setiap
masalah dalam film ini juga sangat unik tak terduga.
Alasan yang sangat wajar sekali
ketika seorang anak menginginkan jendela agar ketika bangun dapat menghirup
udara segar dan saat malam dapat melihat luasnya langit serta seisinya. Pada awalnya,
keinginan seperti itu hanya menjadi bahan tertawaan sekitar. Begitu teman-teman
terdekatnya memahami betapa pentingnya jendela dan menjadi viral permohonan
beberapa anak kepada orang tua masing—masing, tentu saja masalahnya mulai
membesar. Mulai dari orangtua yang mengadu kepada orang tua si anak dan juga
tekanan batin orang tua untuk mewujudkan keinginan anaknya.
Terwujudkah keinginan si anak
memiliki rumah dengan banyak jendela? Sebagai film happy ending, tentu saja
terwujud. Tapi ada kisah tragis mewarnai kisah dalam film ini. Sangat mengejutkan
sekali. Bahkan kisah keluarga kaya pun penuh kejutan tersendiri. Bagaimana seorang
anak kecil yang memiliki kekurangan harus menghadapi kenyataan pahitnya hidup
dipermasalahkan oleh kakaknya sendiri hingga ingin pergi sejauh-jauhnya dari kehidupan keluarganya. Tentunya ini menjadi pembelajaran tersendiri andai film ini ditonton bareng antara anak, ayah, dan ibunya. Atau lebih tepatnya ini bisa jadi film keluarga yang sangat recomended.
Ok, dari pada jadi spoiler dan pendapatnya bakal beda
setelah nonton, lebih baik langsung tonton saja langsung filmnya dan kasih
komentar ya kalau punya pendapat unik lainnya.
Oh ya, ada sesuatu yang membuat
saya bingung. Dalam keluarga miskin itu ada konflik keluarga antara ayah si
anak dengan bu’denya tapi siapa ibunya dan di mana sungguh masih bias. Atau mungkin
saya melewatkannya begitu saja.
Ok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan jejak.
Akan saya respon secepatnya.
Terima kasih sudah berkunjung.