Rabu, 13 Mei 2015

Mimpi Indah Saat Puasa Ramadhan


Di sekolah tempat saya mengajar, dari sekarang sudah diberikan pembekalan menjelang Ramadhan untuk anak-anak agar mereka lebih siap ketika Ramadhan tiba. Misalnya saja mulai membiasakan puasa sunah Senin dan Kamis dengan pantauan dan kerja sama dari guru dan orangtua.
Meski tergolong anak-anak luar biasa yang memiliki hambatan pendengaran dan ada beberapa di antara mereka yang terbilang tunagrahita (mampu didik dan mampu latih, tetapi kurang mampu untuk mengikuti orang normal pada umumnya) tetapi pembelajaran berlangsung sangat mengasyikkan. Terjalin tanya jawab dalam percakapan yang serius.
Tiba-tiba saya dikejutkan oleh adanya pertanyaan seorang siswa grahita yang sebenarnya diluar jalur pembekalan hari ini.
“Bu kata guru ngaji aku kalau mimpi indah saat kita puasa Ramadhan, puasanya itu batal ya?”
Murid lainnya saling bertanya, bahkan bagi siswa siswi tunarungu, mereka berisyarat jari menanyakan apa yang sedang ditanyakan.
Heyya… saya langsung tersenyum, “Mimpi indah seperti apa?”
Sebagai seorang guru, dan meski begini yang kesannya kurang dalam terhadap ilmu agama (masih proses belajar) tetapi kalau tentang puasa saya mengerti maksud dari pertanyaan siswa tersebut. Pasti maksudnya tentang mimpi basah. Terlintas dalam pikiran saya, sebenarnya murid saya yang setengah-setengah mendengarkan penjelasan guru ngajinya, ataukah gurunya tersebut memang lebih menghaluskan bahasa.
Well, saya mendapatkan jawaban mengejutkan dari siswa tersebut. “Mimpi indah itu mimpi jalan-jalan ke syurga terus ketemu bidadari.”
Spontan saya tersenyum. “Mimpi seperti itu tidak membatalkan puasa. Mimpi itu bukan kita yang menginginkan. Jadi, kalau mimpi saat kita sedang puasa, tentu puasanya tidak batal.”
Nih siswa masih bersikukuh dengan pertanyaan dan keyakinannya, “Tapi, kata guru ngaji aku mah puasanya batal, Bu. Jadi nanti harus mengganti puasa kalau sudah Ramadhan.”
Akhirnya, saya mengajak semua siswa membandingkan antara yang membatalkan puasa sesungguhnya disengaja dengan suatu perbuatan yang tidak sengaja dilakukan.
Alhamdulillah, akhirnya mereka mengerti kalau segala sesuatu yang tidak sengaja dilakukan tidak membatalkan puasa. Kecuali beberapa hal tertentu, seperti; haid, gila atau hilang akal, dan lainnya.

2 komentar:

Silakan tinggalkan jejak.
Akan saya respon secepatnya.
Terima kasih sudah berkunjung.

Bersatu Memandirikan Anak Luar Biasa

  Sebelum adanya pandemi COVID-19, setiap hari Selasa, mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai, peserta didik SLB B Sukapura kelas tinggi, sebu...