Tentu menjadi perhatian tersendiri
ketika 7 pengusaha duduk dalam satu deretan kursi dan meja. Padahal mereka
memiliki bidang dan produk yang berbeda. Namun, mereka memiliki visi yang sama
untuk saling mendukung membawa “Bandung Go International”.
Kekompakkan Pebisnis Industri Kreatif Bandung dalam Press Conference & Soft Opening Bandung Local Brand Go International |
Dalam acara Press Conference & Soft Opening Bandung Local Brand Go International,
30 September 2016, bertempat di Clove Garden Hotel Bandung, saya menjadi lebih
tahu banyak hal mengenai idealisme beberapa pengusaha yang tergabung dalam
Pengusaha Industri Kreatif.
Salah satunya melalui pemaparan Teh
Indri sebagai pengusaha dan desainer ALBIS. Menurut pengakuannya, “ALBIS sudah
16 tahun berada di dunia fashion. Tren jualan saat ini harus masuk komunitas. Melihat
kedepannya dalam dunia industri kreatif ini, ALBIS akan berkolaborasi produk, join branding, dan juga join promo. Bisnis bukan semata diri
sendiri yang paling unggul. Tapi, bisnis harus berkolaborasi untuk membawa Bandung Go International.”
Ungkapan Teh Indri ini senada dengan
ungkapan Mas Julian Mahameru dari Wonderful Indonesia, yang intinya, meski
berbeda platform namun tidak ada pesaing atau competitor, yang ada adalah Bandung kreatif untuk menjadi pengusaha
industri kreatif yang go international.
Dalam acara ini, saya juga menjadi lebih
tahu mengenai HPO (Headphone Pouch
Organizer) melalui penjelasan Teh Diah dari Moka Mula. Ternyata oh ternyata, Moka Mula itu berkembang di dunia online dari tahun 2003. Dalam setiap
bulannya, Moka Mula mampu menjual 120.000pc/bulan.
“Karena membuat gadget enggak bisa, maka ya sudah membuat tempatnya saja dulu deh,”
canda Teh Diah sebagai pebisnis Moka Mula yang berada di Cimahi.
Hal unik dalam acara ini adalah cerita
Bapak Ikhsan Syaban sebagai pebisnis dari Ethica
Fashion. Pak Ikhsan tidak membicarakan produk melainkan menceritakan
Bandung sebagai 2 syurga yang banyak pemburunya. Bandung merupakan syurga fashion (pakaian) dan syurga syurga kuliner (makanan). Ethica sudah 8
tahun memiliki outlet di seluruh Indonesia. Dan dengan hadirnya Indonesia di dunia
Internasional, ini menjadi bukti sumbangsih untuk JABAR KAHIJI, dengan memberikan yang terbaik, memiliki karakter,
dan bagaimana caranya agar dapat diterima dengan baik di dunia internasional,
melalui proses yang sehat dan kualitas produknya.
Dalam kesempatan yang sama, Bapak
Reginald dari MICH, menceritakan tentang perbedaan taste setiap negara. Sesuatu yang sangat laris di Indonesia, belum
tentu di negara lain sama larisnya juga. Hal tersebut karena penduduk setiap negara
memiliki selera yang berbeda. Misalnya saja mukena atau alat sholat perempuan.
Di Indonesia alat sholat bermotif bunga
dan berwarna-warni merupakan satu dari sekian produk yang laris. Namun di Malaysia,
alat sholat berwarna-warni dan berbunga-bunga ini sama sekali tidak laku karena
masyarakatnya memiliki prinsip kalau telekung (alat sholat wanita) itu harus
berwarna putih yang melambangkan kesucian dan kebersihan.
Dalam acara ini hadir pula The Rina
Meliyani sebagai Enterpreneur Muda Bandung yang mengungkapkan harapannya akan
hadirnya 100.000 wirausaha untuk bekerja sama dalam perindustrian dan
perdagangan yang Bandung yang selaras dengan mensosialisasikannya dari atas ke
bawah.
Dan yang paling menarik adalah duduknya
Adelia Pasha di antara barisan pengusaha Bandung Kreatif tersebut. Sebagai istri
wali kota Palu, ternyata Adelia ini terkenal sebagai Brand Ambassador ALBIS, tinggal di Bandung, dan juga sedang mulai
merintis usaha dengan brand namanya
sendiri.
Wah, wah! Alhamdulillah, senang banget
bisa menjadi bagian dari acara satu ini dan membagikan ceritanya dalam bentuk
tulisan. Semoga saja akan banyak yang terinspirasi setelah membaca tulisan ini.
_Semoga bermanfaat dan sampai ketemu
lagi dengan tulisan saya lainnya._
Ahh... hebat itu mbak. Bisa jadi saksi persatuan 7 pebisnis hebat. Hhee.. smoga bisa trlaksana dg baik.... amiinn
BalasHapusKita doakan bersama, insha Allah, aamiin
BalasHapus