Kamis, 18 Juni 2015

Lembaran yang Menyatukan


Mama tampak bingung, berulang kali membuka lembaran buku resep masakan di tangannya. Setahuku, Mama jago masak. Jadi, terasa janggal jika melihat Mama terdiam berlama-lama di depan buku resep masakan yang sudah hapal betul cara memasaknya. Apalagi, buku itu resep makanan kue kering.
 “Mau bikin kue baru, Ma?” tanya saya, memulai pembicaraan agar Mama bisa lebih terbuka.
“Minggu ini ada pengajian di rumah, Mama bingung mau menyuguhkan apa?”
Jawaban Mama membuat saya tersenyum. Di sekitar tempat tinggal saya, ibu-ibunya memang sangat aktif. Apabila ada pengajian, tentu ingin menyuguhkan sesuatu yang menarik dan juga terasa enak dilidah.
Lebih unik lagi,  kebiasaan berkeliling, bergantian mengirimkan bantuan untuk suguhan kudapan selesai pengajian. Minggu ini bukan pertama kalinya pengajian di rumah. Berdasarkan pengalaman, beberapa jam sebelum pengajian, teman-teman Mama pasti mengirimkan cemilan untuk menjadi suguhan di pengajian. Saya sampai hapal jenis makanan yang mereka kirimkan ke rumah.
Saya dapat memaklumi kegelisahan Mama. Pasti Mama ingin menampilkan sesuatu yang berbeda dari cemilan yang sudah ada. Selama ini, cemilan pengajian tak jauh dari brownies sampai aneka rasa dan bentuk, lapis legit, macam-macam rasa bolu, dan aneka kue yang mudah dibeli di pasaran.
“Ya sudah, nanti saya bantu mikir di sekolah. Sekarang saya pamit dulu ya, Ma. Khawatir telat nanti malah urusannya makin tambah selain urusan mikiran bantu Mama mau bikin kue apaan,” canda saya sebelum berangkat ke sekolah.
Di sekolah, seperti biasa saya berinteraksi dengan anak-anak. Begitu seorang siswa membuka bekal dalam tempat makannya, tampaklah lembaran keju kraft singles. Siswa tersebut menawari saya dengan santun menggunakan isyarat.
“Tidak, terima kasih. Untuk kamu saja ya supaya kenyang dan tambah sehat,” kata saya menggunakan bahasa ujar dan juga bahasa isyarat khusus tunarungu (mereka yang memiliki hambatan pendengaran) di tempat saya mengajar.
Mendadak saya teringat cerita orangtua siswa ini. “Dulu anak saya ini sering marah-marah, malas ke sekolah, katanya. Tapi semenjak tahu kesukaannya lembaran keju kraft singles, kalau dia mengatakan malas sekolah, saya bujuk dengan memberikan beberapa lembar keju kraft singles, lumayan sangat membantu. Anak saya jadi mau berangkat ke sekolah.”
Menuntaskan kepenasaran, saya pun bertanya lebih lanjut. “Kenapa memilih memberikan keju kraft singles? Apa kelebihannya?”
Jawaban Ibu siswa tersebut cukup mengejutkan. “Saya sih tahunya putra saya suka. Itu saja. Gara-gara iklan di televisi, terus pas ke supermarket, dia milih sendiri keju kraft singles. Tapi, lama kelamaan saya juga penasaran dan mencari informasi. Syukurlah, ternyata keju kraft singles ini sangat bergizi untuk membantu pertumbuhan anak saya.”
Saat itu saya keheranan karena belum terlalu akrab dengan makanan bernama keju, “Oya?”
            “Iya, Bu,” orangtua murid saya antusias menjelaskan makanan yang disukai putranya itu. “Keju kraft singles itu bisa dibuat untuk cemilan secara langsung. Bisa juga dibuat jadi pengisi roti. Tidak disimpan di lemari es juga tidak masalah kalau belum dibuka. Kandungan vitamin D dan kalsiumnya membuat saya merasa senang. Tentu akan membantu pembentukan tulang dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi putra saya.”
            Saya cukup takjub dengan lembaran keju yang makin mempererat ikatan Ibu dan Putranya. Timbul keinginan untuk membantu Mama, membuat cemilan pengajian nanti supaya bahan makanannya dari keju.
            Tapi, makanan apa?
            Begitu melihat siswa lain menyodorkan makanan pisang aroma cokelat kepada temannya, saya seakan mendapat banyak ide. Pasti enak sekali kalau membuat pisang aroma cokelat keju.
            Ya, pada hari H pengajian ibu-ibu di rumah, saya bahagia bisa sibuk membantu Mama. Mulai dari membeli kulit lumpia siap pakai di pasar, pisang barangan, keju kraft cheddar, cokelat beras, telur, minyak goreng, sampai menggorengnya pun saya lakukan sendiri.
            Hasilnya sangat memuaskan. Begitu pengajian usai, teman-teman Mama benar-benar menikmati pisang aroma cokelat keju buatan saya. Apalagi, beberapa orang diantara mereka sampai membawa pulang ke rumah. Menjadikannya oleh-oleh pulang pengajian. Hihi
            Saya sempat tersenyum sendiri ketika menyaksikan semua itu. Membuat pisang aroma cokelat keju sangatlah mudah, hasilnya pun memuaskan. Hanya dengan mengupas kulit pisang barangan, kemudian membelahnya secara membujur menjadi 4 bagian. Sedangkan keju cheddarnya dipotong dengan ukuran memanjang sekitar 12X½ X ½ cm, dan telur dikocok hingga lepas.
            Satu per empat bagian pisang diletakkan di atas selembar kulit lumpia bersama potongan keju dan taburan cokelat beras. Kemudian tutup, gulung kulit lumpia hingga terbungkus rapat, olesi dengan telur diujung kulit lumpia sebagai perekat. Goreng dalam minyak panas yang banyak hingga kulit lumpia berwarna kuning kecokelatan dan kering. Angkat, tiriskan, dan sajikan.
Oya, saya sempat salah kira menggunakan keju kraft singles untuk bahan membuat isian pisang aroma cokelat keju. Ternyata, begitu di pasar, di tempat khusus menjual bahan kue, saya baru tahu kalau membuat sesuatu harus tepat. Begitu pun membuat pisang aroma cokelat keju isiannya keju kraft cheddar.  
Keju kraft cheddar ini keju yang cocok untuk beragam masakan. Tidak perlu disimpan di lemari es selama belum dibuka. Kandungan vitamin dan kalsiumnya sama seperti keju kraft singles. Rasa dan aromanya itu lho, benar-benar khas keju, gurih, teksturnya halus, warnanya kuning lembut, begitu dimakan tidak menempel di area mulut.
Hmmm, yummi... nyam... nyam...

13 komentar:

  1. Keju diapain emang yummy :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. maklumlah, orang yang baru ketemu makanan bernama keju, jadinya rada norak. :)

      Hapus
  2. jadi pengen buat pisang aroma coklat keju nih... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo, silakan coba. Kalau sudah matang jangan lupa kirim ke saya ya. hhe. :)

      Hapus
  3. Keju memang memberi rasa dan aroma tersendiri kalau ditambahin ke makanan^^

    BalasHapus
  4. Ini keju kesukaanku, soalnya coba merk lain ternyata jamuran kalau disimpan setelah dibuka (padahal iklannya getol banget di TV, hihihi) :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kadang kita seringkali menjadi korban iklan. Semoga tidak terjerumus

      Hapus
  5. Keju apa yang buag kita senang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kejutan bisa saling berkunjung dan meninggalkan jejak. hhee

      Hapus
  6. Ih...dapat inspirasi dari ortu siswa ya Mbak.
    Saya jadi penasaran nih gimana rasanya. Yammiii...pasti. Bisa dicoba untuk menu camilan nanti pas buka.

    Salam kenal Mbak.

    BalasHapus
  7. wah yummi,,enak nih kayaknya :))

    BalasHapus
  8. anak saya juga suka tuh mba kalo ngegado keju :)

    BalasHapus

Silakan tinggalkan jejak.
Akan saya respon secepatnya.
Terima kasih sudah berkunjung.

Bersatu Memandirikan Anak Luar Biasa

  Sebelum adanya pandemi COVID-19, setiap hari Selasa, mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai, peserta didik SLB B Sukapura kelas tinggi, sebu...