Jumat, 10 Juli 2015

Bukber BRID, Bukan Sekedar Buka Puasa Bersama


Selasa, 7/7/15, memiliki kesan tersendiri. Pada hari tersebut, di bawah cerahnya langit Jakarta, admin dan anggota BRID mengadakan buka puasa bersama. Banyak sekali kejutan yang saya rasakan dan nikmati.
Saat registrasi, sambutan panitia sangat ramah. Tak segan mereka memperkenalkan diri. Walaupun sebenarnya saya agak gelisah karena ruang tengah restoran Warung Daun, jalan Cikini No.26 Jakarta pusat, agak sepi. Hanya tampak panitia dan beberapa orang di ruangan tersebut.
Namun begitu diarahkan ke taman restoran, saya cukup takjub. Di area tersebut sudah berjajar blogger yang sedang bersenda gurau, bercanda dengan kawan sesama blogger di meja makan. Sebelum acara dimulai, saya sempat mengobrol. Senang sekali karena ternyata saya bertemu beberapa blogger yang sudah saya kenal sebelumnya. Mbak Wylvera dan Mbak Helda, misalnya.
(Suasana keakraban di meja taman. Dok. SusantiHara)
Begitu Mas Ulish Anwar membuka acara, terasa sekali kehebohan seluruh peserta karena adanya tantangan untuk memberikan testimoni tentang BRID dan admin favorit. Dari tantangan ini saya menjadi tahu lebih banyak tentang ketegasan BRID. Bagi anggota yang ikut acara dan tidak membuat reportase, berarti harus bersiap untuk dikeluarkan.semua anggota harus belajar jadi blogger profesional. Komitmen dan disiplin datang ke acara, kemudian membuat reportasenya. Semua blogger BRID harus memiliki tanggungjawab untuk menjadi blogger profesional, bukan hanya sekedar ikut gabung.
(Mas Ulish Anwar memandu jalannya BUKBER BRID)
Sambutan Mas Hazmi Fitriyasa, sebagai Founder BRID pun tak kalah menariknya. Lelaki bertubuh tinggi besar yang terkenal dengan Hazmi Srondol ini menceritakan tentang sejarah internet yang sulit diakses di masa lalu. Komunitas blogger ada karena dukungan internet. Selain itu tentang penyampaian harapan untuk pembebasan Pak Indar Atmanto.
Pak Indar merupakan salah satu penggagas jaringan internet dan menjadi tokoh internet di Indonesia. Beliau konsen sebagai penggiat telekomunikasi dalam bisnis telekomunikasi. Sebagai penggagas internet, perannya sangat penting dalam pengembangan bisnis online. Berawal dari IM2 kemudian terus berkembang menjadi seperti sekarang ini. Pada awal 2.000 an, era dot com hancur dan muncul platform Blogspot secara gratis.
Awal kemunculannya, internet sangat sulit untuk diakses. Operator periode awal internet di Indonesia adalah IM3 yang belum secanggih sekarang dapat digunakan dengan genggaman tangan secara mobile. Pak Indar ini pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden SBY sebagai tokoh internet dengan jaringan 3G.
Begitu Ibu Amy Atmanto memberikan sambutan, saya sangat terharu. Waktu zaman masih kuliah di UNJ, saya pernah mengajar privat Mas Opih, putranya. Sekarang bisa bertemu lagi dalam kondisi saya seorang guru yang juga menulis, dan membagikan tulisannya melalui blog.
“Tidak ada wanita yang tidak cantik. Yang ada hanya wanita yang tidak tahu membuat dirinya menjadi cantik,” slogan Ibu Amy Atmanto yang akan selalu saya ingat.
Ibu Ami mendukung Blogger Reporter Indonesia untuk terus maju. Sekaligus memohon doanya untuk kebebasan suaminya. Masih menurut Bu Amy, “Pekerjaan yang paling membahagiakan baginya adalah menulis.”
Dan jujur, sama seperti yang saya rasakan. Menulis memang begitu menakjubkan. Banyak keajaiban telah saya dapat. Bertambah teman, bertambah income, juga makin banyak pengetahuan.
Untuk siapapun, ayo berpartisipasi mendukung kebebasan Pak Indar Atmanto. Caranya cukup mudah. Buka web http://www.bebaskanIA.tk lalu vote untuk kebebasan Pak Indar sekaligus melancarkan kelanjutan teknologi internet dimasa depan.
Saat bercerita tentang suaminya, Bu Ami sampai meneteskan air mata. Dari sisi yudikatif, Pak Indar dinyatakan masih bersalah. Sekalipun dari eksekutif tidak mempersalahkan. Saya secara pribadi dan mungkin umumnya seluruh jajaran di BRID mendoakan kebebasan Pak Indar Atmanto, sebagai bagian dari mereka yang telah berjasa memberikan layanan internet murah dengan berbagai fasilitas menarik.
Ibu Amy berharap terhadap pemerintah agar memberikan perhatian khusus terhadap kasus Pak Indar, karena tentunya akan berpengaruh pada masa depan telekomunikasi Indonesia. Di sela-sela acara, saya sempat menemui Ibu Ami. Respek sekali beliau menyambut dan memperlihatkan koran Headline New York Times tentang Pak Indar.
Untuk lebih memantapkan makna buka puasa bersama, kegiatan ini pun diisi ceramah oleh Dr. Ruli Nasrullah yang terkenal dengan sebutan Kang Arul. Dalam kesempatan kali ini Kang Arul membahas tentang komunikasi dan dakwah. Saat sedang asyik menyampaikan materi ceramahnya, tiba-tiba terhenti sejenak karena kedatangan Ibu Yeni Wahid. Peserta bukber makin heboh dan antusias untuk mengabadikan keberadaannya dalam kegiatan BRID kali ini.
Kang Arul menyampaikan filosophi BRID (Brave-Respect-Inspiratif-Development). Dengan rincian:
1.    Brave. Menjadi blogger harus berani dalam menulis dan mengambil tindakan.
2.    Respect. Meski berani tetap harus respek terhadap orang lain. Menulis itu butuh passion, perjuangan, maka hormatilah karya orang lain sebagai sesama pejuang. Berani menulis tanpa copy paste. Menulis itu perlu pengorbanan, empati, menaati aturan. Gunakan blog untuk menyampaikan kebenaran.
3.     Inspiratif. Seorang blogger harus menginspirasi seperti halnya Rasulullah SAW yang menginspirasi umatnya.
4.    Development. Seorang blogger harus bisa mengembangkan diri sendiri, jangan terlalu puas diri tetapi harus bisa menemukan ilmu lainnya.
“Blogger itu adalah sebuah profesi, bukan hanya pekerjaan sampingan. Tetapi juga bisa menjadi pekerjaan yang benar-benar menghasilkan,” kata Kang Arul. “Kalau diniatkan baik, semuanya akan baik. Niatkan dalam hati agar menjadi blogger yang mampu menyebarkan kebenaran dan kebajikan.”
Usai menuntaskan ceramahnya, adzan maghrib berkumandang. Sebelum menyantap hidangan dengan menu variatif, diadakan terlebih dahulu doa bersama untuk kebebasan Pak Indar Atmanto, kemudian membaca doa buka puasa bersama-sama.
Setelah shalat maghrib dan berbuka puasa, acara dilanjutkan dengan pengumuman sekaligus pembagian hadiah dan juga pembagian goodie bag, serta fee pengganti transport.
Acara buka puasa bersama ini benar-benar berlangsung sangat meriah. Pokoknya berkesan habis. Hampir seluruh peserta antusias melaporkan setiap kejadian di tempat melalui kegiatan live tweet, sampai-sampai #BukberBRID menjadi trending topic.
Benar-benar bukan acara buka puasa bersama, tetapi memiliki kekuatan ikatan silaturrahmi yang kental. Bayangkan saja ada peserta yang jauh dari Garut untuk bisa mengikuti kegiatan ini bertemu dan bercengkerama dengan sesama blogger. Dari acara ini pulalah selain banyak teman saya pun mendapatkan banyak ilmu pengetahuan tentang BRID dan lainnya.
Betapa bersyukurnya saya menjadi bagian dari acara tersebut. Kenyang ilmu, juga kenyang silaturrahim. Semoga menjadi awal untuk kelanjutan yang selalu baik dengan sesama teman blogger di BRID. Aamiin

2 komentar:

  1. semoga BRID juga ada acara halbil. Saya gak bisa hadir diacara bukvernya, uy :(

    BalasHapus
  2. Ammin moga BRid ada halal bi halal habis lebaran nanti

    BalasHapus

Silakan tinggalkan jejak.
Akan saya respon secepatnya.
Terima kasih sudah berkunjung.

Bersatu Memandirikan Anak Luar Biasa

  Sebelum adanya pandemi COVID-19, setiap hari Selasa, mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai, peserta didik SLB B Sukapura kelas tinggi, sebu...