Rabu, 09 Juli 2014

Jingga dalam Elegi -Lanjutan "Jingga dan Senja"


Membaca beberapa karya Esti Kinasih selalu berhasil membuat saya terlarut. Ingin segera menuntaskan bacaan hingga selesai. Termasuk novel Jingga dalam Elegi.
Pada kover belakang saya tertarik dengan kalimat – kini saingannya bukanlah Angga, melainkan saudara kembarnya sendiri.
Persepsi saya mengawang pada persaingan dua orang saudara kembar yang memperebutkan seorang cewek bernama Tari. Ternyata, begitu membaca novel ini hingga tuntas, saya “kecele”.
Sebenarnya, di bagian tengah saya sudah bisa menebak kalau ada “sesuatunya” dengan si kembar Ari dan Ata. Namun kelihaian penulis memberikan kejutan pada beberapa kaitan peristiwa membuat saya ragu pada tebakan saya sendiri. Tetapi, dari sini akhirnya saya tahu ada logika cerita yang membuat ceria ini menjadi kurang masuk akal.
            Kisah sebelumnya, Ari terus mendekati Tari. Namun, nama buruk Ari membuat Tari tidak ingin berurusan dengannya. Tari mati-matian menjauhkan diri.
            Angga, cowok pentolan SMA Brawijaya, musuh bebuyutan SMA Airlangga sekaligus musuh pribadi Ari, langsung berusaha mendekati Tari begitu tak sengaja terjebak dalam tawuran dan Ari berusaha keras menyelamatkan Tari. Angga menduga kalau Tari pacar Ari. Demi dendam masa lalu, Angga bertekad merebut Tari.
            Saat berjalan-jalan di sebuah mal Tari bertemu Ari. Tapi ternyata itu Ata, saudara kembar Ari. Tari syok.
            Sementara sesungguhnya, sebuah rahasia Ari menempatkan Tari sebagai korban, tanpa sedikit pun Ata terlibat di dalamnya.
***
            Bagian 1 novel ini menceritakan usaha Tari menghindari ancaman Ari. Fio sebagai sahabat mengusulkan agar Tari menceritakannya kepada Ata. Melalui sambungan ponsel, Tari meminta bertemu Ata. Tari menguraikan kejahilan Ari kepada Ata.
            Keesokannya, Tari sengaja datang ke sekolah lebih lambat. Di halte, Tari terperangah melihat Ari. Karena takut terlambat, Tari mau dibonceng Ari sampai sekolah. Di sekolah Ari memberitahu Tari agar tidak perlu repot-repot ngumpet karena Ari cuma sampai jam keempat.
            Jam istirahat Tari menghubungi Ata tanpa hasil. Jam istirahat kedua, Ata lebih dulu menghubunginya. Tari menjerit keras mendengar pengakuan Ata. Tari sudah tidak punya rival, Ari sudah mundur.
            Untuk pertama kalinya Tari marah pada Ata karena menganggapnya penghianat, menceritakan keluhan Tari kepada Ari.
            Ata ke sekolah Tari. Tari dan Ata berargumentasi hebat. Menyadarkan Tari, meski berteriak-teriak benci  Ari, sebenarnya Tari justru mengerti sekali tentang Ari.
            Setelah pertemuan itu Tari melunak. Fio pun membantu Ata memperbaiki hubungannya dengan Tari. Namun, hari-hari kacau keburu datang. Ari kembali mengerjai Tari, mengubah tugas kimia Tari menjadi lukisan abstrak penuh warna. Terpaksa membuat Tari mengontak Ata untuk mengadu.
            Dua hari kemudian, Tari dan Ata melihat rumah Ari. Tari terpukau memasuki kawasan perumahan mewah. Apalagi ada taman di halaman depan rumah Ari. Penuh dengan bunga aneka jenis warna. Yang paling membuat Tari terpukau adalah bunga matahari. Serta arsitektur rumah Ari.
            Tari yang masih penasaran dengan rumah Ari mengajak Ata kembali melihat rumah Ari. Dan mereka berdua kembali ke tempat itu. Dari kebersamaan mereka, Tari memiliki momen istimewa, mengantarkan kepergian sang raja langit dengan mata telanjang.
            Cerita terus berlanjut. Tari dan Ata semakin dekat. Setiap ada apa-apa, Tari menelepon Ata. Hingga terungkap kenyataan besar yang telak menyakiti Tari. Ata dan Ari adalah satu orang yang sama.
            Tari berusaha menjauhi Ari. Sementara Ari terus berusaha memperbaiki hubungannya dengan Tari.
            Kepada Oji dan Ridho, Ari menceritakan semua kebohongannya. Kedua sahabatnya itu terus membantu Ari. Persahabatan yang sangat menggugah bagi saya secara pribadi karena mereka saling dukung.
Ada sesuatu yang rasanya kurang masuk akal dalam cerita ini, mamanya Tari sudah curiga sejak awal bahwa Ari dan Ata adalah satu orang. Sebagai seorang Ibu, bukankah selayaknya mengingatkan putrinya untuk berhati-hati? Menyelidiki, atau setidaknya mengingatkan putrinya agar kondisinya tidak “drop”, seperti kondisi Tari dalam cerita ini setelah mengetahui Ata dan Ari merupakan satu orang yang sama.
Selain itu, cerita ketika Ari datang ke tempat penjual mesin jahit yang kemarinnya didatangi Ata bersama Tari, terus petugasnya bilang sudah dibayar orang, yang ternyata dibayar Ata, rasanya juga kurang masuk akal. Entah penulis bermaksud membuat kejutan, atau menjebak pembaca untuk menebak-nebak hubungan Ata, Tari, dan Ari sebagai saudara kandung karena mamanya Tari juga seorang penjahit.
Namun, dibalik itu semua, novel bertema cinta ala remaja dan persahabatan ini menjadi bacaan menarik karena gaya bercerita penulisnya yang mengalir, penuh kejutan, memancing rasa ingin tahu, dan pesan tersembunyi bahwa setiap orang memiliki rahasia terpendam.

Judul               : Jingga dalam Elegi -Lanjutan "Jingga dan Senja"
Penulis             : Esti Kinasih
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Umum
Tahun Terbit    : Februari 2011
Cetakan kedua            : Maret 2011
Cetakan ketiga            : April 2011
Cetakan keempat: Mei 2011
Cetakan kelima   : Juni 2011
Tebal                   : 394 hlm; 20 cm
ISBN 979-979-22-6647-4
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan jejak.
Akan saya respon secepatnya.
Terima kasih sudah berkunjung.

Bersatu Memandirikan Anak Luar Biasa

  Sebelum adanya pandemi COVID-19, setiap hari Selasa, mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai, peserta didik SLB B Sukapura kelas tinggi, sebu...