Bertempat di Kantor
perwakilan KUDO Bandung, Jalan Setiabudi No.112 Bandung, Bang Syaifuddin Sayuti
membagikan pengalamannya tentang membuat reportase ala blogger.
![]() |
(Bang Syaifuddin Sayuti memberikan penjelasan mengenai reportase ala blogger -
Dok. Susanti Hara)
|
Menurut Bang
Syaifuddin, reportase adalah laporan berisi fakta yang aktual dan akurat.
Pembicara yang pernah menjadi wartawan kemudian beralih profesi menjadi ini
menceritakan pengalamannya dalam dunia kepenulisan. Patokan reportase adalah
5W+1H (What, When, Where, Who, Why + How).
Reportase ala blogger bisa menggunakan bahasa yang
lebih lentur, lebih personal, lebih fleksibel dalam menulis sesuai gaya
penulisnya. Sedangkan wartawan harus selalu terpaut pada 5W+1H berupa reportase
ala koran.
Akurasi dalam menulis
reportase sangat penting agar tulisan tidak terjebak dengan istilah abal-abal
sehingga sifat reportase itu nyata sesuatu yang benar-benar ada, unik dengan
sudut pandang berbeda, baru sesuai momentum yang terjadi sehingga tulisan aktual,
dan langsung dari TKP (Tempat Kejadian Perkara).
Meskipun bersifat
personal, reportase blogger tetap
memiliki etika penulisan supaya berbeda dengan gosip. Dalam menuliskan
reportase, blogger harus benar-benar
di lokasi kejadian serta tulisan harus segera di-publish, jangan ditunda-tunda supaya menjadi tulisan yang segar dan
tidak pernah ada kesan tulisan basi yang sudah lewat momen.
Setiap orang memiliki
cara menuangkan reportase yang berbeda tetapi patokannya sama yaitu, 5W+1H.
Perbedaan antara karya jurnalistik dengan reportase blogger adalah: personal, view,
style, foto. Mereka memiliki pakem tersendiri namun semua bisa diciptakan
dengn terus berproses. Setiap reportase blogger mempunyai gaya sendiri tidak
seperti reportase jurnalis yang rata-rata di koran itu mirip, kaku, dan formal.
Blog
terkesan lebih personal sehingga membuat
blog lebih unik dibandingkan karya jurnalistik. Nge-blog lebih ke gaya penulisnya sesuai ciri khas yang dimiliki.
Saat seorang blogger memiliki personal style, maka orang akan
mengingatnya. Dan personal style
tersebut harus ditekuni dengan ulet agar penulis blog memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri.
Di dalam blog, pemiliknya bisa memasang puluhan
foto sesuai dengan reportase yang dituliskan hingga menjadi tulisan yang nyata
dan memiliki nilai lebih bagi pembacanya. Sedangkan di koran bisa saja tidak
semua tulisan ada fotonya.
Menulis reportase
terkadang bisa dadakan dan tidak direncanakan karena di sekitar lingkungan kita
banyak sekali bahan untuk dibuat reportase. Hal tersebut bisa dilatih dengan
melatih ketajaman menulis dengan gaya sendiri dan cara kita mencari sudut
pandang berbeda dari tulisan lainnya.
Apabila menemukan
informasi dadakan dan menarik, sebaiknya blogger
langsung menyelidiki dan membuat tulisannya. Sertakan foto aktual agar
tulisan tidak menjadi reportase abal-abal.
Bagaimana dengan kamu
para blogger? Ayo mulai semangat menulis di mana pun dan kapan pun karena
banyak sekali sumber informasi di sekeliling kita.
Semangat selalu!
Publish segera itu yang belum bisa saya lakukan :(
BalasHapusPublish segera itu yang belum bisa saya lakukan :(
BalasHapusKadang arrange gambar itu yg bikin lama publish..
BalasHapusMakasih sharingnya, jadi semakin menulis dan menulis.
BalasHapusWah, sharing yang sangat bermanfaat. Tapi sepertinya saya lebih cenderung menulis ke konten yang sifatnya informatif daripada reportase..
BalasHapusKeren laporannya. Semangat nulis terus ya Santi
BalasHapus