Sabtu, 20 Desember 2014

Pertemuan 2 Orang Pemain Game Online di Dunia Nyata

Judul Buku : A Piece Of Love In Korea
Penulis : Deasylawati P
Penyunting : Puteri Arfan Al-Ahmady
Penerbit : Gizone Books (Kelompok Penerbit Indiva Media Kreasi)
Terbit : Cetakan Pertama, Rajab 1433 H./ Juni 2012
Ketebalan : 288 halaman
Ukuran : 14 cm x 20,5 cm
ISBN : 978-602-8277-66-2


Seorang teman dari FLP Jatinangor membuat saya penasaran ketika bercerita karya-karya Deasylawati. Akhirnya, saya mencari tahu dan pas sekali sedang ada promo di Toko Buku Afra. Dari judulnya, “A Piece Of Love In Korea” saya sudah penasaran. Meski begitu ketika mendapat novel ini kesan saya tampilannya biasa saja, tapi isi tulisannya unik sekali.
Pada bagian awal saya digiring mengenal Jun alias Junaedi. Nama kerennya Joon Ai Dee. Jun bersama keluarganya dan kehidupan pribadinya sebagai seorang petugas rental komik dan majalah, sekaligus VCD/ DVD yang diberi nama Open Book (OB). Tentu saja selain Jun seorang mahasiswa yang enggak lulus-lulus kuliahnya.
Antara iseng dan serius Jun mengikuti kuis tebak-tebakkan di sebuah tabloid remaja. Pertanyaannya seputar artis Korea beserta beberapa pertanyaan tentang Korea. Isengnya Jun beneran berhadiah ke Korea.
Berbekal semua perlengkapan milik anggota keluarga tanpa izin (kecuali pamit melalui selembar surat) Jun berangkat ke Korea. Jun yang pelupa memakai sandal jepit dari Indonesia sampai ke Korea. Padahal ketika itu sedang musim dingin di Korea. Selama di pesawat Jun bahkan muntah-muntah. Bukan hanya ini saja, tapi masalah besarnya baru saja dimulai ketika Jun sampai Korea. Tasnya berisi dokumentasi dan barang-barang penting hilang entah ke mana.
Cerita yang awalnya beralur tenang, perlahan mulai bergerak berliku-liku. Menemani perjalanan Jun di Korea sekaligus menguak masa lalu Jun dan gadis pujaannya, seorang pemain game online 8 tahun lalu.
Jun menyangka kalau Freya itu adalah F1, lawannya bermain game online 8 tahun lalu. Sekaligus pacar virtual-nya di dunia maya. Jun sempat patah hati karena Freya menikah dengan Dafin, sahabatnya sekaligus pemilik rental OB.
Kenyataan terkuak ketika Freya dan Dafin berada di Korea. Mereka bertemu Erin dan Jun (setelah Jun dinyatakan hilang dan ditemukan polisi serta pihak kedubes). Mereka bertemu satu sama lain di tempat berbeda. F1 bukanlah Freya melainkan Erin. Ketika SMA, Erin dan Freya bersahabat. Erin sering menggunakan nama samaran sahabatnya.
 “Dan nickname teman kamu itu di dunia maya?”
“F123 Y.” Lantas Freya nyengir cepat-cepat. “Iya sih kalau dibaca memang jadi ‘Frey’, mirip namaku kalau ditambah ‘A’ ya?”
Percakapan Dafin dan Freya – Hal. 251 –
Makin memahami isi bacaaan dari awal menjelang akhir, justru cerita makin menarik bagi saya. Semua alasan Erin menjadi pekerja di tempat hiburan, meninggalkan Jun sendirian ketika digiring polisi ketika Jun di Korea dan masa lalu mereka ketika SMA.
Ini benar-benar bertolak belakang dengan perjanjian awal mereka dulu kala....
Aku akan menunggumu hingga saatnya tiba. - Hal 281 -
- Semoga bermanfaat –
(Resensi Ini Ditulis untuk Mengikuti Lomba Indiva Readers Chalenge 2014)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan jejak.
Akan saya respon secepatnya.
Terima kasih sudah berkunjung.

Bersatu Memandirikan Anak Luar Biasa

  Sebelum adanya pandemi COVID-19, setiap hari Selasa, mulai pukul 11.00 WIB hingga selesai, peserta didik SLB B Sukapura kelas tinggi, sebu...